TEMPO.CO, Jakarta - Bank Jabar Banten (BJB) mengaku telah mendapat persetujuan Bank Indonesia untuk mengakuisisi Bank Perkreditan Rakyat di Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat. "Satu resmi, dua lagi proses BI," kata Direktur Treasury and Internasional Banking Bank Jabar, Shahyohan Johnny, di Jakarta, Senin, 30 April 2012.
Bank Jabar masih menunggu perizinan BI untuk dua BPR, yakni BPR Cianjur dan Garut. "Mudah-mudahan bulan depan selesai," ujarnya. Syahyohan mengungkapkan, Bank Jabar berencana mengakuisisi sejumlah BPR lain selain dua yang sudah diajukan. Namun, ia enggan merinci BPR yang dimaksud. "Ada beberapa."
Kinerja Bank Jabar belakang tengah kinclong. Pendapatan bunga deposito Bank Jabar naik 62 persen selama tiga bulan pertama tahun ini. Namun sebaliknya, di saat bersamaan rata-rata bunga dana pihak ketiga yang tercermin dalam biaya dana malah turun dari 6,7 menjadi 6,2 persen.
Direktur Utama Bank Jabar Banten Bien Subiantoro mengatakan, pertumbuhan itu merupakan hasil pembukaan sejumlah kantor cabang baru. "Nasabah kami meningkat 800 ribu," katanya. Total dana pihak ketiga pada triwulan pertama tahun ini tercatat Rp 49,535 triliun atau naik 50,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal itulah yang mendorong aset perseran melesat dari Rp 46,66 triliun (per kuartal pertama 2011) menjadi Rp 63,68 persen (kuartal pertama 2012). Perusahaan menargetkan biaya dana turun ke posisi di bawah 6 persen tahun ini. "Kami berharap Juni sudah turun," ujar Bien. Bunga deposito masih di atas suku bunga penjaminan LPS yang kini berada di level 5,5 persen.
Bank Jabar berfokus mencari nasabah sebanyak-banyaknya untuk menggenjot dana pihak ketiga. Setelah itu baru fokus mengucurkan kredit. Bank Jabar mencatat kredit triwulan pertama tahun ini Rp 29,10 triliun atau tumbuh 20,6 persen. Pinjaman mikro mendominasi sebesar Rp 20,46 triliun, pinjaman komersial 4,32 triliun, dan pinjaman konsumer 3,04 triliun.
MARTHA THERTINA