TEMPO.CO, BOYOLALI - Kecelakaan maut terjadi di Boyolali, tepatnya di Jalan Solo-Semarang di Desa Kuwiran, Kecamatan Banyudono pada Sabtu, 5 Mei 2012 pukul 19.00 WIB. Kecelakaan tersebut melibatkan bus Sumber Kencono dan sebuah minibus Isuzu Elf.
Juru Bicara Polres Boyolali Ajun Komisaris Margono menuturkan, awalnya korban meninggal 4 orang. “Satu orang meninggal di lokasi kejadian dan tiga lainnya di rumah sakit,” katanya, Minggu, 6 Mei 2012. Kemudian hari ini, korban meninggal bertambah dua orang, sehingga total menjadi 6 orang meninggal.
Selain enam korban meninggal, dia mengatakan ada dua orang luka berat dan 16 orang luka ringan, dimana semuanya penumpang minibus. Dia mengatakan korban luka ringan dan berat ada yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pandanarang Boyolali, RSUD Dr. Moewardi dan RS Brayat Minulya Solo.
Korban meninggal adalah Sunari (60 tahun), Tarsini (66), Endang Samiyatun (25), Minah (55), dan Sukini (55) serta Alex (5) yang meninggal hari ini. Margono mengatakan korban dari minibus yang berasal dari Pati, Jawa Tengah yang akan ke Bantul, Yogyakarta untuk acara lamaran pengantin.
Saat kejadian, minibus dengan nomor polisi K 1709 SE melaju dari Solo ke Semarang. Diduga karena salah jalan, pengemudi minibus lantas ingin berbalik arah dan kembali ke Solo. Tanpa memberi tanda, pengemudi memutar arah dan dari arah belakang muncul bus Sumber Kencono dengan nomor polisi W 7801 UY yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Karena jarak yang terlalu dekat, bus Sumber Kencono langsung menghantam minibus dan mengakibatkan minibus terseret sejauh belasan meter. Jalur itu sendiri merupakan jalan nasional yang baru saja dilebarkan dari 2 lajur menjadi 4 lajur.
Namun di malam hari suasananya gelap karena belum ada lampu penerangan jalan yang menyala. Apalagi pada saat kejadian, turun hujan deras sehingga jarak pandang sangat terbatas.
Margono mengatakan karena jalur tersebut masih rawan, maka hendaknya pengemudi selalu berhati-hati. Peristiwa di atas terjadi karena sopir minibus lalai tidak memberi tanda untuk berbelok dan sopir Sumber Kencono memacu kendaraannya terlalu kencang, sementara jarak pandang terbatas.
UKKY PRIMARTANTYO