TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyatakan kurikulum antikorupsi siap diterapkan di tahun akademik mendatang. "Insya Allah siap tahun akademik 2012-2013," ujar Nuh kepada Tempo di kantornya, Senin malam, 7 Mei 2012. Nuh menyatakan kurikulum itu nantinya tidak hanya berlaku untuk pendidikan tinggi, tetapi mulai di tingkat dasar dan menengah.
Nuh menyatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mulai menyusun kurikulum antikorupsi tersebut sejak dua tahun lalu. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kata Nuh, menyusun kurikulum tersebut bersama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan aparat penegak hukum.
Menanggapi pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie yang mengatakan koruptor bisa berasal dari perguruan tinggi yang dianggap memiliki citra baik, seperti Universitas Indonesia, Nuh berpendapat hal itu bukanlah sinyalemen negatif. Menurut Nuh, koruptor tidak selalu berasal dari perguruan tinggi bercitra baik. Nuh menganalogikan hal tersebut lewat teori populasi dengan mengatakan sebagian besar koruptor merupakan orang Jawa.
Nuh mengungkapkan pernyataannya itu mungkin bisa jadi benar, karena mayoritas populasi penduduk Indonesia berasal dari Jawa. Nuh pun menuturkan ia tidak memandang kalimat Marzuki sebagai suatu pernyataan untuk menjelekkan kampus tertentu.
Sebelumnya dalam acara 'Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia' di Universitas Indonesia, Depok, hari ini, Marzuki mengatakan para koruptor sebenarnya adalah orang-orang pintar. Bahkan mereka merupakan produk dari perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia.
Marzuki menuturkan koruptor adalah orang-orang pintar. Para koruptor itu, kata Marzuki, bisa berasal dari anggota ICMI, HMI, lulusan UI, maupun UGM.
MARIA YUNIAR