TEMPO.CO, Jakarta - Satu jenazah yang diduga Aleksandr Yablontsev, pilot Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, sudah ditemukan oleh tim evakuasi. Untuk mengangkat jenazah ini dari lokasi penemuannya, yakni di tebing Gunung Salak, diperlukan waktu sekitar tiga jam.
Anggota tim evakuasi Eko Sulistio mengatakan jenazah yang mirip Aleksandr Yablontsev tersebut ditemukan dalam evakuasi pada Jumat lalu, 11 Mei 2012. “Rambutnya putih, badannya besar, dan bajunya biru,” kata Eko saat dihubungi pada Ahad, 3 Mei 2012 pagi.
Jenazah Aleksndr itu ditemukan oleh tim evakuasi di tebing dekat puncak Salak satu pada pukul 13.00. Jenazah itu bercampur aduk dengan serpihan pesawat dan jenazah korban lainnya. Pada jenazah itu ditemukan adanya identitas yang tertulis di bagian dada baju yang dikenakan. “Tapi saya tidak bisa baca karena tertulis dalam bahasa Rusia,” kata Eko.
Pilot Yablontsev, 57 tahun, telah menerbangkan 221 jenis pesawat dan mengantongi 14 ribu jam terbang. Pilot kelahiran Warsawa, Polandia, ini merupakan jebolan Higher Military Pilot School, Armavir, 1976. Ia kemudian melanjutkan ke Soviet Air Force Test Pilot School dan lulus 1985. Pada tahun yang sama ia juga lulus dari Moscow Aviation Institute. Pada 1989, Yablontsev menyelesaikan serangkaian pendidikan di Soviet Air Test Pilot School.
Yablontsev pensiun dari tugas militer dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel Angkatan Udara Rusia, 1997. Setahun kemudian, ia menjadi pilot untuk Transaero Airline hingga 1999. Lalu pilot di Transevropskie Aviliniy Airline. Selanjutnya, ia bergabung dengan Sukhoi sebagai pilot tes pesawat komersial.
ANANDA BADUDU