TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih mengatakan kerja sama pengelolaan perpustakaan milik pemerintah dengan swasta disebabkan kurangnya dana. "Anggaran relatif stagnan, yaitu sekitar Rp 430 miliar per tahun," kata Sri pada Senin, 14 Mei 2012. Menurut dia, Perpustakaan Nasional membutuhkan anggaran sekitar Rp 1 triliun per tahunnya untuk mencukupi kebutuhan operasional.
Sri mengemukakan setiap daerah dipersilakan bekerja sama dengan pihak swasta untuk pengembangan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Kerja sama tersebut, kata Sri, dilakukan dalam bentuk corporate social responsibility (CSR) dengan perusahaan swasta.
Cekaknya biaya berakibat Perpustakaan Nasional baru menjangkau 19.800 desa. Sementara total jumlah desa yang ada mencapai 77 ribu. Sri berharap beban tersebut dapat didukung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pada 2011, Perpustakaan Nasional telah menyediakan 65 unit mobil keliling. Seluruh unit kendaraan diberikan kepada perpustakaan provinsi. Selain itu, ada 399 unit mobil untuk perpustakaan tingkat kabupaten/kota se-Indonesia.
Sayangnya, saat ini masih ada wilayah non-daratan yang belum terjangkau oleh mobil tersebut. Untuk wilayah-wilayah tersebut, kata Sri, Perpusnas menyediakan Kapal Perpustakaan Keliling. Fasilitas ini sudah bisa diakses di Bengkalis, Bintan, Selayar, Morowali, Wakatobi, Pangkajene Kepulauan (Pangkep), serta Ternate.
Menurut Sri, mobil keliling dan kapal menjadi solusi untuk memperluas jangkauan informasi masyarakat di pelosok. Meski demikian, kata Sri, masih ada puluhan kabupaten/kota yang belum mendapatkan fasilitas mobil. Ia sudah pernah mengajukan anggaran Rp 1 triliun kepada DPR. "Tapi kami mendapatnya sekitar Rp 430 miliar," ujar Sri.
MARIA YUNIAR