TEMPO.CO, Jakarta - Induk perusahaan atau holding perkebunan masih belum terbentuk dari target selesai Januari 2012 lalu. “Semakin mundur, semakin tidak keruan,” kata Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara VII, Akmaludin Hasibuan, ketika ditemui pada Senin malam, 15 Mei 2012, seusai acara peluncuran bukunya, Manajemen Perubahan, 14 Mei 2012.
Akmal mengatakan holding mempunyai dua fungsi, yakni mengoptimalkan sumber daya yang ada dengan re-enginering dana dan agar terbangun budaya kerja. Melalui holding, para perusahaan pelat merah ini bisa mendapatkan injeksi dana. Sedangkan budaya kerja diharapkan mampu mengelola aset yang optimal agar memperoleh hasil yang maksimal.
Akmal mencontohkan ada beberapa PTPN yang harus segera diselamatkan, misalnya PTPN XIV dan PTPN II. Kedua perusahaan perkebunan itu sama-sama mempunyai masalah dengan lahan. Perusahaan perkebunan itu harus segera ditolong baik oleh pemerintah maupun sesama PTPN. “Pembentukan holding untuk menyehatkan PTPN-PTPN yang bermasalah,” ujar dia.
Proses pembentukan holding perkebunan telah tuntas di tingkat Kementerian Keuangan, Kementerian Perekonomian, dan Sekretariat Negara. Saat ini tinggal menunggu tanda tangan Presiden. Holding BUMN perkebunan akan terdiri dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Champion holding perkebunan adalah PTPN III.
Rencana holding ini terus mundur dari jadwal yang sudah ditargetkan. Sebelumnya Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan holding perkebunan akan tuntas pada 11 Januari 2012 dan holding kehutanan pada 26 Februari 2012, tapi ternyata mundur.
SUNDARI