TEMPO.CO, Jakarta - Ahad 13 Mei 2012 jadi sejarah penting Manchester City. Setelah puasa gelar liga selama 44 tahun, The Citizens akhirnya berhasil meraih gelar tertinggi di Inggris itu. Klub Sheikh Mansour ini mengenggelamkan dominasi rival sekotanya, Manchester United.
Hanya saja jalan Sergio Aguero dan kawan-kawan untuk menggenggam trofi itu tidak mudah. Berikut beberapa momen menarik yang menaungi perjalanan Pasukan Biru Langit menuju gelar ketiganya:
1. Pembangkangan Carlos Tevez
Ini jadi salah satu masalah utama Roberto Mancini musim sini. Sejak menolak melakukan pemanasan saat bertanding melawan Bayern Munich di Allianz Arena akhir September tahun lalu, Tevez jadi musuh utama publik Eastland. Mangkir dari latihan dan kemudan kabur ke kampung halamannya, Argentina, tanpa seizin klub.
Setelah hampir lima bulan absen, dan gagal pindah ke AC Milan, Tevez akhirnya dipanggil kembali oleh Mancini pada Februari lalu demi membantu mereka dalam merebut gelar juara Liga Primer Inggris.
2. Pembantaian Old Trafford
Teater Impian, begitu julukan stadion kebanggaan milik sang tetangga, Manchester United. Namun 23 Oktober 2011 bukanlah hari yang mereka impikan. Skor 1-6 untuk kubu Manchester Biru jelas menjadi mimpi buruk skuad Sir Alex Ferguson.
Faktanya skor besar itu cukup menentukan gelar juara kali ini. Selisih delapan gol City di akhir musim terpaksa membuat MU gigit jari, meski sejatinya jumlah perolehan angka kedua tim seimbang.
3. MU di atas angin
Mimpi juara City mulai pudar pada akhir Maret hingga awal April. Dari tiga laga, City tak pernah meraih kemenangan. Mereka dua kali imbang, dan sekali kalah. Alhasil MU nyaman di puncak klasemen dengan keunggulan delapan poin.
Dengan menyisakan enam laga lagi, Mancini kala itu menyebut peluang timnya untuk merebut gelar juara sudah habis.
4. Merebut puncak
Kembali derby Manchester jadi partai yang menentukan musim ini. Jelang laga di Etihad Stadium, City berhasil memanfaatkan kelengahan MU yang tersandung di dua laga. The Red Devils secara mengejutkan kalah dari Wigan Athletic dan ditahan Everton. Alhasil City bisa memangkas jarak menjadi hanya tiga poin.
Otomatis kemenangan di derby akan membuat City mengambil alih puncak klasemen dengan keunggulan selisih gol. Kapten City, Vincent Kompany, pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pemain asal Belgia tersebut mencetak gol tunggal kemenangan sekaligus membawa City ke puncak klasemen.
5. Akhir dramatis
Akhir musim Liga primer Inggris nyaris saja berakhir anti-klimaks bagi City. Secara mengejutkan lawan terakhir mereka, Queens Park Rangers, mampu unggul 2-1 hingga menit ke-90. Tapi semangat pantang menyerah membuat lima menit injury time menjadi sangat bermanfaat bagi mereka.
Terbukti dua gol berhasil dilesakkan Edin Dzeko dan Sergio Aguero di waktu tambahan tersebut. Alhasil gelar juara yang sudah dinanti-nantikan pun berhasil mereka raih.
BERBAGAI SUMBER | IRVAN SAPUTRA