TEMPO.CO, Malang - Meskipun terkendala pendanaan dan fasilitas, Tim Bhatara, tim robotik mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang, tetap menyiapkan diri guna mengikuti Kontes Kobot Indonesia (KRI) secara nasional di Bandung.
Sikap optimistis Tim Bhatara semakin kuat setelah 12 Mei 2012 lalu mereka menjadi juara tiga Kontes Robot Indonesia regional Jawa Timur dan Bali. "Robot kami bangun sejak setahun lalu," kata anggota Tim Bhatara, Muhammad Rizal, Kamis 17 Mei 2012.
Dalam ajang KRI di Bandung, Tim Bhatara yang beranggotakan 10 mahasiswa itu menyiapkan perangkat yang lebih modern dan canggih. Antara lain, menanam sejumlah perangkat yang lebih efesien untuk mempersingkat waktu. Oleh karena itu, mereka berharap bisa memenangkan kontes robot tingkat nasional tersebut.
Tim Bhatara mendapat berbagai hambatan selama melakukan rancang bangun robot. Di antaranya kekurangan anggaran hingga kesulitan melakukan uji coba. Lapangan untuk tempat praktek dan uji coba robot jauh lebih kecil dibandingkan dengan lapangan yang digunakan dalam kompetisi sesungguhnya yang berukuran lebar 13 meter dan panjang 13 meter. "Kemampuan robot tak bisa diterapkan secara maksimal," ujar Rizal.
Menghadapi KRI di Bandung, Tim Bhatara membuat tiga jenis robot sesuai kriteria lomba. Antara lain robot manual dengan driver, robot otomatis dan robot collector. Robot manual dan robot otomatis berjalan sesuai jalur yang disediakan. Adapun robot collector bekerja mengambil koin dalam kotak.
Menurut Rizal, KRI di Bandung menjadi ajang penjaringan untuk mendapatkan jago yang akan diikutkan dalam kontes robot Internasional, Abu Robocorn. Kompetisi robot tingkat Asia Pasifik itu dilangsungkan empat tahun sekali. Temanya adalah tradisi budaya Peng On Dai Gat yang dilakukan masyarakat Hongkong, yakni tradisi mengambil bakpao di atas menara.
EKO WIDIANTO