TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat musik Denny Sakrie menilai pelarangan konser Lady Gaga oleh Mabes Polri terkesan berlebihan. Menurut Denny, alasan penolakan karena terkait busana dan aksi Gaga di atas panggung tak patut dipermasalahkan.
"Kalau kita lihat di Indonesia sendiri, dangdut erotis banyak. Apakah bermoral, tuh? Di acara kampanye pilkada lagi. Jadi pelarangan ini seperti hal yang dilebih-lebihkan," katanya, Minggu 20 Mei 2012.
Selama ini, kata dia, penampilan erotis penyanyi dangdut bukan menjadi rahasia umum lagi di Indonesia. Sayangnya, tak pernah ada tindakan tegas dari kepolisian. "Coba lihat di YouTube, banyak banget aksi penyanyi dangdut yang buka-bukaan dan tidak sepantasnya. Banyak anak kecil juga yang nonton. Terus polisi ke mana?" ujarnya.
Denny juga mengatakan pelarangan konser Gaga begitu ironis. Sebab, kata dia banyak konser-konser artis mancanegara sebelumnya di Indonesia yang dikatakan lebih "parah", tetapi bisa lolos dan mendapatkan izin dari kepolisian.
"Beyonce, Janet Jackson, sama Katy Perry, kok, bisa lolos? Bahkan Alice Cooper dengan atraksinya pakai darah, ya walaupun darah buatan, tapi itu sadisme di panggung," katanya. "Jadi ada apa ini sebenarnya?" ia melanjutkan.
Sampai saat ini Kepolisian belum memberikan izin konser Lady Gaga di Jakarta. Rencananya, penyanyi asal Amerika Serikat itu akan menghibur penggemarnya di Stadion Glora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 3 Juni 2012 Mendatang.
YAZIR FAROUK