TEMPO.CO, Jakarta -Selama dua hari berturut-turut, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Santer terdengar pemanggilan ini untuk membahas berbagai isu yang sedang hangat antara lain pergantian direksi Pertamina, "salah paham" dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik serta rencana pengunduran dirinya.
Namun, isu itu ditepis Dahlan. "Tidak, kok. Kemarin saya dipanggil Presiden mendiskusikan mobil listrik dan hari ini mendiskusikan banyak hal tentang BUMN," katanya di pelataran parkir Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu, 23 Mei 2012.
Presiden, Dahlan melanjutkan, ingin bertemu dengan para rektor, pemrakarsa, dan pionir mobil hybrid nasional. Dan hari ini, dirinya membahas perkembangan BUMN tanpa spesifik menyebut BUMn tertentu. Apalagi menyinggung soal Pertamina. "Tidak ada sama sekali," kata dia.
Dahlan pun membantah bahwa ada kesalahpahaman dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik. "Tidak (miskomunikasi), kami masih selalu komunikasi. Smsan," kata dia.
Terkait pernyataan Jero kemarin yang meminta agar dilibatkan dalam pembicaraan sebelum ada pergantian direksi Pertamina, Dahlan pun tidak keberatan. "Saya memahami, tetapi seharusnya (melibatkan) menurut peraturan yang mana," kata dia.
Tetapi, dia menyambung, tidak berarti ada yang salah."Beliau tidak salah, dan saya juga tidak salah," kata dia.
Karena memang tidak ada kesalahpahaman, sehingga tidak perlu sampai didamaikan. "Tidak perlu itu. Komunikasi saya lancar, tidak ada masalah," kata dia.
Apalagi, kata dia, pergantian direksi BUMN memang sering menimbulkan pro-kontra. "Sejak zaman setelah Belanda, juga memang ada pro-kontra pergantian direksi BUMN," kata dia.
ARYANI KRISTANTI