TEMPO.CO , Jakarta:Mantan anggota Badan Regulasi Telekomuniasi Indonesia, Heru Sutadi mengatakan kalangan operator seluler mulai melirik bisnis cloud sebagai layanan baru yang bisa mendatangkan pendapatan bagi perusahaan.
“Ada kecenderungan layanan data sudah memasuki red ocean,” kata Heru saat ditemui di seminar Cloud Goes Mobile, Are You Ready di Balai Kartini Jakarta, Rabu, 23 Mei 2012. Red ocean adalah konsep yang menjelaskan situasi pasar yang disesaki para pebisnis dengan kesamaan karakteristik dan fitur. Kondisi ini membuat pasar lambat laun menjadi jenuh.
Kondisi itu membuat kalangan operator mencoba masuk ke layanan cloud. Layanan ini masih memberikan ceruk pasar yang besar. “Persaingannya belum terlalu ketat,” katanya.
IT, Solution and Strategic Portfolio Director, Telkom Indonesia, Indra Utoyo menyatakan pernyataan senada dengan dengan Heru. Terdapat pasar besar bagi bisnis layanan cloud. Meskipun volumenya masih kecil, namun mampu memberikan pertumbuhan yang besar. “Karena mulai dari enggak ada, terus tumbuh,” katanya.
Menurut Heru, pengguna broadband di Indonesia tercatat ada 100 juta, dan pengguna layanan seluler ada 250 juta. Mereka sebagian besar mengakses internet melalui perangkat mobile. “Ini yang memberikan kesempatan layanan cloud mobile,” katanya.
Heru mengatakan semakin populernya perangkat mobile, konsumen menginginkan semua datanya disimpan di perangkat tersebut, baik komputer tablet maupun ponsel. “USB atau harddisk ada kemungkinan hilang,” katanya.
Kondisi tersebut, kata Heru tentu membutuhkan kecepatan akses. “Kalau video foto ditaruh di cloud, konsumen tentu menginginkan kecepatan jaringan yang tidak lelet, tidak lemot,” katanya. “Jangan seperti jalan tol, tapi yang lewat hanya motor, nah cloud ini disiapkan ke sana.”
Pendiri Indoensian Cloud Forum, Teguh Prasetya, mengatakan layanan cloud bisa memangkas jalur komunikasi antara terminal mobile dan pusat data. “Tersedia jalan besar menuju pusat data yang terletak di alun-alun,” kata Teguh mengibaratkan keunggulan cloud mobile.
IQBAL MUHTAROM
Berita Terkait
Unik, Spesies Katak Beracun Pedalaman Panama
Memburu Matahari Cincin di Kaki Gunung Lokon
Area Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Meluas