TEMPO.CO, Lumajang - Siswa SMA Negeri 3 Lumajang, Sabtu siang, 26 Mei 2012, membagikan sembako kepada para tukang becak sebagai wujud rasa syukur atas kelulusan mereka. Apalagi sebagai 244 siswa di sekolah tersebut semuanya lulus. “Bingkisan sembako tersebut dibeli dengan uang hasil pengumpulan uang saku para siswa,” kata Kepala SMA Negeri 3 Lumajang Widowati Tjindarsih.
Sebelumnya para siswa dikumpulkan di musala sekolah. Mereka diberi wejangan agar tidak melakukan aksi hura-hura serta corat-coret pakaian seragam. Acara kemudian dilanjutkan dengan sujud syukur yang pimpin oleh seorang guru.
Dalam suasana penuh keriangan, para siswa kemudian melaksanakan bakti sosial dengan membagikan bingkisan kepada para abang becak. Bingkisan berisi beragam bahan makanan, seperti mi instan, beras, gula, serta minyak goreng. Lebih dari 100 tukang becak yang sehari-hari mangkal di Jalan Panjaitan, Kota Lumajang, terlihat antre untuk mendapatkan jatah bingkisan.
Widowati menjelaskan bahwa pihak sekolah memang meminta kepada siswanya untuk mengubah kebiasaan merayakan kelulusan dengan hura-hura, seperti corat-coret pakaian seragam, dan menggantinya dengan kegiatan positif. Ternyata para siswa menyetujuinya dan menyiapkan sendiri bingkisan yang akan dibagikan.
Sehari sebelumnya, Wakil Bupati Lumajang Asat Malik mengingatkan seluruh sekolah agar merayakan kelulusan dengan cara menggelar kegiatan yang positif. “Tidak perlu dilampiaskan secara berlebihan dengan corat-coret pakaian seragam karena masih bisa dipergunakan bagi mereka yang tidak mampu," ujarnya.
Kendati demikian, berdasarkan pantauan Tempo di sejumlah lokasi, masih ada siswa yang melakukan aksi corat-coret serta konvoi. Puluhan sepeda motor meraung-raung di sepanjang jalan. Pakaian seragam mereka penuh dengan coretan warna-warni. Di antara siswa pengendara sepeda motor bahkan tidak mengenakan helm.
DAVID PRIYASIDHARTA