TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie mengatakan tidak akan meniru jejak mantan presiden RI, Soekarno. Jika terpilih sebagai presiden, Ical--sapaan Aburizal--berjanji tidak akan memberikan perhatian lebih pada perempuan cantik. Termasuk dalam kaderisasi dan kepengurusan di Golkar.
"Saya ini ketua umum ikatan suami takut istri. Jadi susah sekali untuk jadi seperti Bung Karno," ujar Aburizal saat memberi pidato dalam pengukuhan Alex Noerdin sebagai anggota dewan kehormatan MKGR di Hotel Sultan, Ahad, 27 Mei 2012. "Kemauan sih ada, keberanian yang tak punya."
Baca Juga:
Aburizal mencontohkan, seorang dekat pernah mengatakan, dalam sebuah acara yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno Presiden pertama RI itu meminta agar panitia memposisikan perempuan-perempuan cantik di barisan pertama. Soekarno meminta dibuatkan pagar ayu. "Tapi saya tidak akan melakukannya karena saya suka yang tidak cantik-cantik di depan." Aburizal lalu mengatakan kepada tiga ribu lebih kader dan simpatisan MKGR yang hadir bahwa dia lebih senang ada di antara masyarakat yang penuh keringat.
Mengaku tak punya ketertarikan pada perempuan cantik, bukan berarti tak menjadikan kelompok muda dan perempuan sebagai pemilih potensial dalam pemilu dan pemilihan presiden 2014 mendatang. Aburizal pun meminta kepada ketua MKGR, Priyo Budi Santoso, menggarap pemilih dari kelompok ini. "Saya langsung bisik kepada Priyo untuk merebut hati anak-anak yang tidak tertarik dengan politik."
Salah satu cara menarik massa dan mengedukasi pemilih muda dan perempuan, kata Aburizal, adalah melalui hiburan. Pendekatan lewat hiburan akan menunjukkan Golkar bukan parpol yang serem. Mereka juga anak-anak muda harapan bangsa. "Saya katakan iwak peyek nasi jagung, artinya sampai tuwek Golkar tetap disanjung."
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini mengatakan sudah sangat siap menghadapi pilpres 2014. Aburizal kini juga telah mengintensifkan kunjungan ke beberapa provinsi dan juga membangun hubungan dengan luar negeri. Rencananya penetapan Aburizal akan disampaikan dalam rapat pimpinan nasional ketiga yang akan digelar 29-30 Juni mendatang di Bogor.
IRA GUSLINA SUFA