TEMPO.CO, Balikpapan - PT PLN (Persero) Area Balikpapan Kalimantan Timur memperkirakan kerugian material akibat bencana banjir dan tanah longsor pekan lalu mencapai Rp 500 juta. Sejumlah aset PLN Balikpapan roboh dan terendam air hujan.
“Kerugian bisa mencapai Rp 500 juta secara keseluruhan,” kata Kepala PLN Area Balikpapan, Ismail Deu, Senin, 28 Mei 2012.
Inventarisasi laporan kerusakan material PLN, kata Ismail, sudah mencapai angka Rp 300 juta. Namun, perkiraan sementara angkanya membengkak menjadi Rp 500 juta.
Waktu banjir melanda, Ismail meminta petugasnya untuk segera melakukan pemutusan aliran listrik pada daerah yang terendam untuk menghindari sengatan listrik. Tercatat ada 12 trafo yang terendam air sehingga harus diperbaiki.
Selain itu, beberapa tiang transmisi milik PLN juga roboh sehingga mengganggu arus distribusi listrik. PLN akan mengalihkannya pada feeder lain agar tidak terjadi pemadaman. Pemadaman terpaksa menjadi pilihan terakhir apabila tidak ada feeder yang tersedia. Untuk mengatasi kejadian tersebut, pihaknya menerjunkan lima regu yang beranggotakan seluruhnya 80 orang. Tim tersebut bekerja selama 24 jam ketika ada laporan masuk mengenai gangguan transmisi.
Ketinggian trafo akan dinaikkan agar tidak terendam air lagi kendati saat ini ketinggian trafo sudah berada 1,5 meter di atas permukaan tanah. Namun, rencana peninggian tersebut dijadwalkan pada pekan depan karena pelanggan baru saja mengalami pemadaman.
Di lain pihak, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan banjir terjadi disebabkan oleh derasnya debit air hujan yang turun di Balikpapan.
“Perhitungan dari BMKG sampai 255 mm per hari padahal biasanya satu bulan itu hanya 232 mm per hari. Jadi satu bulan turun dalam satu hari,” ujarnya.
Camat dan lurah dihimbau untuk memperingatkan warganya di daerah rawan untuk berhati-hati ketika hujan turun. Sudriman mengatakan tim dari Pemkot Balikpapan juga sudah turun ke lapangan untuk melakukan pemetaan daerah yang dianggap rawan.
SG WIBISONO