TEMPO.CO, New York - Harga saham di bursa Wall Street berhasil menguat karena adanya sinyal bahwa Yunani akan tetap tinggal di zona Eropa sudah cukup untuk memicu aksi pembelian setelah mengalami koreksi sepanjang bulan ini. Sementara saham Facebook jatuh cukup dalam dengan volume tinggi.
Saham Wall Street bergerak fluktuatif karena berita negatif terus bergulir dari kawasan Eropa, dan terakhir, jajak pendapat Yunani akhir pekan lalu yang dimenangkan oleh partai yang pro bailout akan memenangkan pemilihan umum mendatang mampu memulihkan kepercayaan investor untuk membeli saham.
Indeks saham utama Dow Jones dalam perdagangan semalam ditutup naik 125 poin (1,01 persen) ke 12.580,69. Indeks S&P 500 menguat 14,60 poin (1,11 persen) menjadi 1.332,42, serta indeks saham teknologi Nasdaq juga naik 33,46 poin (1,18 persen) ke level 2.870,99.
“Ada begitu banyak berita negatif di pasar, maka ada sedikit saja berita positif langsung direspon oleh pemodal,” kata Ryan Detrick, ahli strategi teknis dari Schaeffer’s Investment Research.
Indeks S&P sepanjang bulan ini telah turun hampir 5 persen, kinerja terburuk bulanannya sejak September lalu karena para investor kabur dari bursa akibat krisis Eropa yang terus memburuk.
Pasar akan tetap bergejolak hingga berlangsungnya pemilihan umum di Yunani pada 17 Juni mendatang karena ada kemungkinan akan dimenangkan oleh partai yang menolak program bailout yang mengancam akan keluar dari Uni Eropa sehingga akan memperparah perbankan dan ekonomi kawasan.
Kekhawatiran atas sistem perbankan Spanyol menambah ketidakpastian Eropa. Pemerintahan Madrid akan segera menerbitkan obligasi baru untuk membiayai perbankan yang mengalami kegagalan sehingga memicu imbal hasil utang Negeri Matador merangkak naik menuju level 7 persen.
Bursa Wall Street berhasil menguat meskipun mendapat terpaan sentimen negatif dari perbankan Spanyol sehingga menggerus mata uang tunggal Uni Eropa berada dibawah level US$ 1,25 yang merupakan level terendahnya hampir dalam dua tahun terakhir.
Dengan turunnya euro maka dolar AS kembali menguat terhadap mata uang utama dunia sehingga memicu jatuhnya harga komoditas.
Saham jejaring sosial terbesar didunia, Facebook kembali jatuh 9,6 persen menjadi US$ 28,84 per saham. Padahal saat ditawarkan ke publik US$ 38 per sahamnya. Saham dengna kode FB ini mengalami tekanan yang cukup serius setelah adanya pembicaraan bahwa perusahaan berencana membeli perusahaan pembuat piranti lunak Opera yang bermarkas di Oslo.
Kuatnya persaingan Facebook dengan Google membuat harga pembelian peramban di dunia maya ini akan lebih dari US$ 1 mliar.
Sementara harga saham pengembang menguat setelah harga rumah di Amerika naik untuk yang kedua kalinya beruntun sejak Maret lalu. Indeks sektor perumahan (PHLX) naik 2,5 persen sehingga dalam setahun terakhir telah naik 25,4 persen.
REUTERS / VIVA B. KUSNANDAR