TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, menyebut simpanan institusi dan lembaga di bank yang bernilai triliunan dan berbunga tinggi menjadi salah satu penyebab suku bunga kredit sulit turun.
Oleh sebab itu, Sigit mendesak DPR untuk segera mengkomunikasikan hal ini sehingga lembaga dan institusi yang sumber dananya berasal dari APBN tak lagi menyandera industri perbankan Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman D. Hadad, menjelaskan bahwa persoalan tersebut sudah pernah dibicarakan dengan Menteri BUMN.
"Saya kira itu sudah menjadi perhatian lama," ujar Muliaman usai menghadiri Banking Efficiency Award, Kamis, 31 Mei 2012.
Muliaman menganggap penilaian lembaga dan institusi dalam menempatkan dana memang beralasan. "Saya kira mereka punya sistem, mana bank yang rating baik. Mereka juga membuat justifikasi apa yang mereka lakukan. Saya kira beralasan," ujarnya.
Direktur Konsumer Bank Tabungan Negara, Irman Zahiruddin, mengakui dana dari institusi masih mendominasi. "Saat ini porsi time deposit sekitar 55 persen, 95 persen dana lembaga," ujarnya.
Meskipun begitu, Irman menjelaskan porsi deposito jauh lebih rendah dibanding 2008. "BTN time deposit 70 persen dan telah terjadi perbaikan. Sekarang dana murah meningkat atau dana lembaga turun," ujarnya.
Irman menjelaskan, dulu ketika belum ada batas atas bunga dana simpanan, perbankan berlomba-lomba menarik dana masuk. Bunga yang ditawarkan jauh diatas BI rate. "Saat ini, BI menaruh batas maksimum 14 bank besar sehingga rate jadi sama," ujarnya.
BI dan 14 bank besar sepakat untuk menawarkan bunga deposito maksimum 50 poin di atas suku bunga acuan BI. Saat ini bunga acuan 5,75 persen. Dengan demikian bunga deposito disepakati maksimum 6,25 persen. BTN sendiri mematok bunga 6 persen. Deposan institusi diakui Irman meminta bunga di batas maksimum. Irman menilai penempatan dana di 14 bank besar sendiri lantaran pertimbangan risiko masing-masing institusi.
Saat ini, deposan BTN di antaranya universitas, lembaga nonpemerintah, dan dana pensiun. Irman menjelaskan, BTN terus fokus menggali dana murah. "Agar gabungan biaya dana menjadi lebih murah dan kredit bisa dijual lebih murah," ucapnya. Salah satu cara menggali dan mempertahankan dana murah adalah melalui program undian seperti Homebastis. "Agar tabungan tak pergi ke tempat lain," ucapnya.
Ia menjelaskan, BTN semakin efisien. Pada 2011, saat bisnis berkembang 25 persen, biaya operasional 8,07 persen. "Kami lebih efisien," ucapnya.
MARTHA T.