TEMPO.CO, Jakarta -PT Atlas Resources Tbk, (ARII) menargetkan kenaikan produksi batu bara hingga dua kali lipat, dibandingkan produksi tahun lalu. Sepanjang 2011, jumlah produksi mendekati 1,3 juta jon.
"Target produksi hingga akhir tahun ini kami harap bisa dua kali lipat dari perolehan tahun lalu," kata Direktur Keuangan Atlas Resources, Dono Boestami dalam konverensi pers usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Atlas di Darmawangsa Hotel Jakaerta, Jumat (15 Juni 2012).
Dia mengungkapkan, hingga akhir tahun lalu, total produksi Atlas mencapai 1,28 juta ton. Jika ditargetkan dua kali lipat maka produksi Atlas di tahun ini bisa mencapai 2,56 juta ton atau mendekati 2,6 juta ton.
Menurut Dono, dari target produksi tersebut, wilayah IUP yang telah beroperasi di Hub Muba yang berlokasi di Sumtera Selatan akan menjadi kontribusi terbesar, di samping empat Hub lainnya (Berau, Kubar, Oku, dan Papua).
Sejak produksi awal pada Desember 2011, target kapasitas produksi HUB Muba sekitar 2,75 juta ton per tahun. Muba sendiri mempunyai cadangan batubara sebesar 95 juta ton, sementara sumber dayanya sebesar 314 juta ton. "Sumber produksi Hub Muba terbesar. Tahun depan satu lokasi di Hub Muba sudah mulai beroperasi," kata Dono.
Dia menambahkan, saat ini dari 17 konsesi, total cadangan batubara mencapai 104 juta ton, dengan sumber daya mencapai 377,9 juta ton.
Direktur Komersial Atlas, Aulia Setiadi menambahkan, peningkatan produksi tentunya berdampak pada penjualan dan pendapatan perseroan. "Kita akan lihat dengan tren harga yang ada. Mungkin menjelang akhir tahun akan kelihatan pendapatan kita seperti apa," ungkap Aulia.
Saat ini kisaran harga jual batubara Atlas sekitar 75,9 dolar AS per ton. "Tahun ini kurang lebih sama," katanya. Aulia melanjutkan, terkait dengan kontrak penjualan ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), harga jual batubara akan ditetapkan sesuai dengan peraturan pemerintah. 'Di atas Rp 500 ribu per ton, tergantung lokasi," katanya.
Strategi harga masih konsisten sebagaimana dengan undutri batubara pada umumnya. "Portofio kita cukup kuat, ada signing dengan PLN tentu memperkuat. Maka cashflow kita akan dimbangi," katanya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Dono Boestami menambahkan, terkait dengan penawan tiga seri obligasi perseroan yang telah dibuka masa penawan sejak 5 Juni lalu, perseroan memutuskan untuk memperpanjang masa penawaran (bookbulding) yang sedianya berakhir tanggal 18 Juni menjadi 20 Juni 2012.
Pertimbangannya adalah saat ini sangat banyak perusahaan yang menawarkan obligasi di pasar. "Jadi kita perpanjang msa bookbulding obligasi dari 18 Juni menjadi 20 Juni 2012," kata Dono.
Dia juga mengoreksi informasi kisaran kupon obligasi tersebut. Sebelumnya pada pada saat public expose 5 Juni lalu diisebutkan kisaran kupon obligasi untuk Seri A dengan jangka waktu 3 tahun ditawari kupon dengan kisaran 8,75% - 9,5%.
"Seharusnya obligasi Seri A (3 thn) memiliki indikasi kupon 8.25% – 9.50%. Sedangkan untuk seri yang lainnya sudah benar. Jadi ada kesalahan quotation," kata Dono.
Adapun keseluruhan kisaran kupon yang ditawarkan adalah Seri A (3 tahun) : 8.25% – 9.50%, Seri B (5 tahun) : 9.25% – 10.50%, dan Seri C (7 tahun) : 9.75% – 10.75%.
DEWI RINA