TEMPO.CO , STOCKHOLM:--Data operator seluler mampu mengungkap pergerakan manusia selama bencana. Peneliti menggunakan data ini untuk memprediksi lokasi evakuasi sekaligus memperbaiki proses tanggap bencana.
Gempa 7 momen magnitud yang melanda Haiti pada 2010 membuat satu juta orang kehilangan rumah dan 600 ribu orang mengungsi dari ibu kota Port-au-Prince. Perpindahan mendadak ini seolah acak namun peneliti meyakini penduduk mengungsi ke lokasi tertentu sehingga tampak berpola.
Operator selular terbesar di Haiti, Digicel, berupaya membantu peneliti mencari pola ini. Mereka menyediakan data posisi dua juta manusia pasca gempa yang direkam melalui telepon seluler. Operator menjamin kerahasiaan nama pemilik ponsel. Peneliti menemukan pola yang dicari.
"Saat bencana menghantam, manusia cenderung mencari kenyamanan dari orang terdekat dan tercinta," ujar peneliti kesehatan dari Karolinska Institutet, Xin Lu.
Gempa Haiti terjadi pada 12 Januari 2010, hanya setengah bulan setelah perayaan Natal dan tahun baru. Setelah gempa, penduduk memilih mengungsi ke tempat mereka merayakan dua hari besar nasional tersebut. Dua perayaan tersebut biasanya menjadi kesempatan berkumpul dengan keluarga atau teman dekat.
Peneliti juga mempelajari pergerakan harian setiap orang. Mereka menemukan, setelah gempa orang bergerak dalam jarak lebih jauh ketimbang pergerakan rutin harian.
Lebih mengejutkan lagi, bermodalkan data pergerakan tiga bulan pasca gempa, peneliti sanggup membuat model pergerakan manusia untuk periode waktu yang sama. Model ini dikembangkan untuk menebak lokasi setiap orang setiap hari selama bencana. Tingkat akurasi tebakan ini sangat tinggi, mencapai 85 persen.
PHYSORG | ANTON WILLIAM