TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengatakan jumlah kantong darah yang tersedia saat ini masih jauh dari ideal. Ia mengatakan, saat ini jumlah kantong darah yang tersedia baru separuh dari angka ideal.
“Saat ini ada 2,2 juta kantong darah tersedia. Idealnya 4,6-5 juta kantong,” kata Ali di kantor Kementerian Kesehatan pada Rabu 20 Juni 2012.
Ali mengatakan, pasokan kantong darah ini akan semakin menipis karena sebentar lagi akan memasuki bulan puasa. Karena itu, untuk meningkatkan jumlah pasokan darah, Kementerian akan bekerja sama dengan rumah sakit di daerah dan kota-kota besar guna menjaring pendonor.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), Komisaris Jendral Adang Daradjatun. Adang mengatakan, seharusnya pasokan darah yang tersedia minimal 2 persen dari populasi di seluruh Indonesia. “Perlu sedikitnya lima juta kantong darah,” kata Adang.
Adang mengatakan, pasokan darah skala nasional perlu ditingkatkan mengingat kebutuhannya juga tinggi. Persediaan itu diperlukan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi bencana yang mengakibatkan lonjakan permintaan darah. Persediaan darah juga diperlukan untuk menurunkan angka kematian ibu saat bersalin. “Di Indonesia masih tinggi,” katanya.
Menurut Adang, Kementerian Kesehatan perlu berkoordinasi dan bekerja sama lebih erat dengan lembaga-lembaga donor darah, seperti Palang Merah Indonesia untuk menjamin persediaan kantong darah. “Kurangnya program masih jadi masalah,” katanya.
ANANDA BADUDU