Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Boediono Minta Pendidikan Nalar dan Hati Seimbang  

image-gnews
Wapres Boediono memberikan arahan pada pertemuan dengan muspida Aceh di Banda Aceh, Jumat (13/4). ANTARA/Ampelsa
Wapres Boediono memberikan arahan pada pertemuan dengan muspida Aceh di Banda Aceh, Jumat (13/4). ANTARA/Ampelsa
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Selain memprioritaskan perbaikan mutu dan akses pendidikan dasar, Wakil Presiden Boediono meminta komunitas pendidikan mencari format pendidikan yang menyeimbangkan nalar logika dan karakter.

”Keseimbangan antara pengembangan otak dan pengembangan hati anak-anak didik kita, saya mengajak kita semua merevisi secara menyeluruh substansi dan porsi masing-masing,” kata dia saat membuka Tanwir Muhammadiyah di Bandung, Kamis, 21 Juni 2012.

Membuka perhelatan Tanwir itu Boediono sengaja memilih tema pendidikan sebagai salah satu sektor yang digeluti organisasi Muhammadiyah yang belum lama merayakan 1 abad kelahirannya. ”Di bidang ini saya melihat kegiatan Muhammadiyah sudah sangat maju,” kata Boediono.

Lewat pengalamannya saat bersekolah di Sekolah Dasar Muhammadiyah di Blitar era 1950-an, ada beberapa hal yang baginya sangat menyentuh hati: adanya hakikat pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. ”Fasilitas sekolah yang minim bukan segala-galanya, bukan kendala utama bagi proses belajar mengajar. Kedua dedikasi guru dan kompentensi guru adalah segala-galanya. Semua tergantung pada hal yang satu ini,” kata Boediono.

Hal lainnya, kata Boediono, biaya sekolah yang murah dan terjangkau terutama untuk pendidikan dasar menjadi hal yang mutlak. Menurut dia, pendidikan dasar yang baik adalah landasan bagi pendidikan selanjutnya dan kunci untuk mencerdaskan bangsa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendidikan, kata dia, penting untuk mengenalkan sejak dini nilai-nilai universal kemanusiaan, nilai kebangsaan atau nilai kewarganegaraan. ”Semuanya diajarkan secara sistematis, konkret dipraktekkan dan disesuaikan dengan umur anak, dalam konteks Muhammadiyah tentu bisa ditambah selain nilai kemanusiaan dan kebangsaan, juga nilai keimanan dan ketakwaan,” kata Boediono.

”Sampai sekarang pengalaman sekolah SD saya itu masih terus membekas di ingatan saya. Saya masih ingat cukup jelas wajah para guru saya, cara mereka mengajar kami, dan apa yang mereka ajarkan pada kami. Betapa mengesankannya pendidikan dasar bagi seseorang, pendidikan yang pertama kalinya membuka otak dan hati seorang anak,” ujar Boediono.

AHMAD FIKRI

Berita lain:
KPK : Kitab Suci Saja Dikorupsi...

Beginilah Suasana Kerja di ATC Usai Sidak Dahlan

Kronologis Penangkapan Pegawai Bea Cukai di Bandara Soetta

Dahlan Iskan Jadi Sopir Bupati Banyuwangi

Rendang dan Cendol Tercatat di Akta Budaya Malaysia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

1 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Tempo/Annisa Febiola.
Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.


Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita kesepian. shutterstock.com
Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.


Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.


Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

4 hari lalu

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

Keseimbangan antara kemampuan akademis, karakter, entrepreneur harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa.


Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

6 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.


Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

10 hari lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.


Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

10 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

10 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

10 hari lalu

Warga membeli seragam sekolah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. Permintaan seragam sekolah meningkat menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka di Jakarta yang akan dimulai Senin esok, 30 Agustus 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani


KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

11 hari lalu

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak (tengah) bersama Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki (kedua kanan), Deputi Kementerian PPN/Bappenas Amin Almuhami (kedua kiri), Irjen Khusus Kemendagri Teguh Narutomo (kiri) dan Dirjen Dikti Kemenristek Dikti Abdul Haris (kanan), mengikuti acara peluncuran Indeks Integritas Pendidikan 2023 dan sosialisasi SPI Pendidikan 2024 di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Selasa, 30 April 2024. Berdasarkan hasil survey KPK, indeks Integritas Pendidikan di Indonesia mendapatkan nilai 73,70 dengan masih dijumpai beberapa temuan terkait kejujuran akademik, gratifikasi di sekolah maupun kampus hingga penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.