TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman, mengatakan walaupun perekonomian nasional dicap gagal oleh negara luar, Indonesia masih punya potensi untuk terus bangkit. "Jangan lupa, Indonesia masuk dalam One Billion Dollar Club di G-20," ujar Ardiansyah, Kamis, 21 Juni 2012.
Pada klub tersebut Indonesia masuk dalam posisi ke-15. Selain negara-negara maju, negara berkembang lainnya juga masuk dalam klub tersebut, termasuk India, Rusia, Brasil, Turki, dan Tiongkok.
Selain itu, demografi Indonesia juga menguntungkan. Sekitar 65 persen penduduk berusia di bawah 35 tahun dan yang 50 persennya berusia 29 tahun. "Negara lainnya, seperti Tiongkok, 10 tahun ke depan akan menjadi beban dunia, sedangkan kita masih produktif," kata dia.
Pernyataan Ardiansyah berkaitan dengan lesunya semangat para pelaku usaha dan juga pejabat terkait dengan kegiatan ekspor impor. Ia menjelaskan, dalam situasi seperti ini, sebaiknya masyarakat tidak rendah diri. "Justru ini adalah cambuk agar Indonesia menduduki peringkat ke-4 atau 5 di G-20. Saya yakin kita bisa," ujar Ardiansyah.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Deddy Saleh, mengatakan walaupun perekonomian negara Eropa sedang memburuk pasar Eropa Timur masih sangat potensial bagi Indonesia. Meski begitu, butuh bantuan industri perbankan untuk memuluskan jalan ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut.
"Biasanya pengusaha kita ragu untuk ekspor ke Eropa Timur atau Timur Tengah karena tidak yakin dengan sistem pembayarannya. Sistem perbankan mereka tidak connect dengan sistem kita. Maka dari itu, sektor perbankan kita harus ikut serta," kata Deddy awal bulan lalu.
Selain dukungan perbankan, Indonesia sangat membutuhkan kampanye besar-besaran. Ia mencontohkan Rusia dulu pernah bekerja sama dengan Indonesia untuk CPO yang ditukar dengan Sukhoi.
“Nah mereka sebetulnya sudah kenal CPO. Namun karena kurang berkembang, CPO diarahkan tidak untuk jadi makanan. Ataupun kalau masuk makanan tidak disebut sebagai CPO."
ELLIZA HAMZAH