TEMPO.CO, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines menyatakan pendapatan perusahaan positif sejak seminggu terakhir. Direktur Merpati yang baru, Rudi Setyopurnomo, menilai hal tersebut positif setelah perusahaan merugi lima tahun berturut-turut hingga awal tahun ini.
"Operating profit sudah positif bisa sampai satu hari Rp 500 juta. Tapi ini belum konsisten karena sistemnya belum mapan," ujarnya dalam rapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 21 Juni 2012.
Baca Juga:
Ia menyebut kini Merpati telah siap melakukan program pemulihan. Program ini bisa mengunci laba operasi hingga akhir tahun. "Kami ingin perbesar profit untuk bisa bayar non-operating cost," ujarnya. Saat ini non-operating cost belum bisa terbayar karena kerugian masih terjadi.
Namun Komisi XI sangsi dengan pencapaian dan proyeksi yang disampaikan Merpati. Mereka masih memberi cap Badan Usaha Milik Negara ini tak akan sukses dalam penerbangan komersial. Oleh sebab itu, Komisi XI mengeluarkan wacana agar Merpati hanya melakukan penerbangan perintis.
Menurut Wakil Ketua Komisi XI Harry Aziz Azhar, Merpati punya fungsi berbeda dengan Garuda Indonesia yang ditujukan untuk penerbangan umum. "Merpati cenderung menghadapi banyak kendala ketika masuk ke penerbangan komersial," ujarnya.
Dengan menjadikan khusus sebagai penerbangan perintis, Merpati diharapkan bisa menjadi BUMN yang punya peran positif bagi bangsa dan tak melulu membebani anggaran negara. Peran ini, salah satunya, adalah memperkuat integrasi konektivitas wilayah Indonesia.
Harry mencontohkan, Merpati nantinya bisa dibikin seperti PT Kereta Api dan PT Pelni yang pendekatannya berbentuk public service obligation (PSO). "Pendekatannya pun tidak lagi profit. Jadi bantuan dihitung dari berapa penumpang yang harus disubsidi," ujarnya.
Pada 2011, Merpati hanya merealisasikan pendapatan Rp 1,6 triliun dari rencana Rp 3 triliun. Ini berdampak pada kerugian operasi yang mencapai Rp 450 miliar dengan total kerugian pada 2011 Rp 750 miliar. Penyebabnya adalah tingkat keterisian yang terus menurun menjadi hanya 74 persen pada 2011.
M. ANDI PERDANA
Berita lain:
Dahlan: Ada Dirut Tipe Kuda Liar dan Lemah Syahwat
Beginilah Suasana Kerja di ATC Usai Sidak Dahlan
Harga Naik, Dahlan Monitor Pabrik Gula
Bakrie Bakal Lego Dua Asetnya Senilai US$ 150 Juta
Desain Tol Cisumdawu dan Cipali Dibahas