TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menyatakan film Soegija sebaiknya juga ditayangkan untuk anggota Dewan lainnya. "Diputar di sidang paripurna mungkin lebih menarik," kata Ganjar usai acara nonton bareng film Soegija di Plaza Senayan XXI, Jakarta, Kamis, 21 Juni 2012. "DPR kalau gratis mau, kok, biasanya."
Ganjar awalnya menduga film Soegija adalah film agama, bukan sebuah film perjuangan meraih kemerdekaan. Sebagai anggota Dewan, ia merasa pesan Soegija di bagian akhir film sangat menyentuh. Di bagian itu, Soegija berpesan bahwa untuk menjadi seorang politikus harus memiliki mental politikus dan jangan sampai menjadi benalu negara.
"Tusukan yang paling kena buat saya adalah harus memiliki mental politikus karena kalau tidak bisa menjadi benalu," ujar Ganjar. "Minimal buat saya pribadi terkritik habis oleh kata-kata Soegija di akhir film."
Film Soegija karya Garin Nugroho bertutur mengenai diplomasi perjuangan uskup pribumi pertama, Monsigneur Albertus Soegijapranata SJ. Dengan diplomasi diam, Soegija turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Diplomasi diam Uskup Danaba ini membuat Presiden Soekarno menyematkan gelar pahlawan nasional kepadanya.
Meskipun tidak langsung terjun berperang, Soegija membuka lebar-lebar gerejanya untuk perlindungan rakyat. Perjuangan Soegija membuat Vatikan menjadi negara Eropa pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia.
PRIHANDOKO