TEMPO.CO, Jakarta -- Pilot dan kopilot Fokker A2708 saat hendak terbang dinyatakan dalam keadaan sehat. Mereka umumnya sudah memiliki pengalaman jam terbang yang cukup. Bahkan pilot Hery Setiawan adalah instruktur penerbang senior yang sudah mengantungi 3.325 jam terbang.
Hery adalah alumni Akademi Angkatan Udara 2001. Sedangkan dua orang kopilot yang mendampinginya adalah penerbang yang telah mengemudikan pesawat di atas 100 jam terbang. Kopilot Letnan Satu Penerbang Paulus, misalnya, mengantungi 188 jam terbang. Sedangkan kopilot Letnan Dua Penerbang Syahroni mempunyai 87 jam terbang.
”Semua kru pesawat, termasuk pilot dan kopilot, dalam kondisi sehat. Pesawatnya juga layak terbang,” ujar Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Dede Rusamsi Kamis 21 Juni 2012.
Menurut Samidi, ayah Hery Setiawan, anaknya sempat kuliah di program diploma Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada. Hery kemudian pindah kuliah ke Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta 1997, dan pada 1998 mulai bertugas di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Jabatan terakhirnya adalah instruktur penerbang.
Lelaki kelahiran Kulon Progo, 18 Februari 1975, ini meninggalkan seorang istri, Erni Susilowati. Dari perkawinannya dengan dokter asal Sampit, Kalimantan, tersebut, mereka dikaruniai dua anak, Galih Sabda Raya, 7 tahun, dan Manda, 4 tahun.
Rumah orang tua Hery, yang berada di RT 3 RW 2, Pedukuhan Kemiri, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, kemarin langsung didatangi banyak warga. Mereka turut berdukacita.
ARYANI KRISTANTI | SUBKHAN | ANANDA PUTRI | M. SYAIFULLAH
Berita terkait
Beginilah Sejarah Fokker F-27
TNI Pastikan Korban Fokker 27 Mendapat Asuransi
Detik-detik Fokker F-27 Jatuh di Halim Perdanakusuma
Pesawat Fokker F-27 TNI AU Jatuh di Halim Perdanakusuma
Penggunaan Pesawat Fokker F-27 di Seluruh Dunia
Menkes: Ada 22 Korban Fokker, 10 Meninggal