TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan modus meretas situs internet oleh jaringan teroris pertama kali tercium sejak kemunculan Imam Samudra. Menurut Sutarman kemampuan mereka dalam meretas situs semakin berkembang.
"Tujuan dari aksi tersebut tentu saja untuk mendapatkan dana yang digunakan dalam menjalankan setiap aksi mereka," kata Sutarman yang ditemui di RS Polri Kramat Jati pada Sabtu, 23 Juni 2012.
Sebelumnya Detasemen Khusus 88 Anti Teror menyita aset teroris Solo senilai Rp 5,937 miliar. Selain itu mereka juga menangkap Rizky Gunawan yang diduga memiliki peran dalam meretas situs.
Sutarman mengatakan belum bisa mengungkapkan siapa jaringan yang berada di belakang Rizky. Hanya saja kepolisian sudah mengantongi beberapa kelompok dan tinggal mendalami perannya.
"Pergerakan mereka seperti sel dan saling berhubungan jadi tidak bisa dipublikasi karena akan memutus tali rantai kelompok tersebut," ujar Sutarman.
Kegiatan yang dilakukan Rizky, menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian, Komisaris Besar Boy Rafli adalah salah satu bentuk fai atau pencarian dana. Karena memiliki latar belakang ilmu Informatika Teknologi (IT) khususnya Akutansi Komputer, Rizky mencari dana tidak dengan kekerasan. “Dia hack situs MLM dengan sistem investasi online,” kata Boy kemarin.
SYAILENDRA