TEMPO.CO, Jakarta - Perkenalkan, namanya Putu Anandita Wardani, dan dia adalah Miss Coffee 2012. Miss Coffee? Mungkin Anda tak begitu sering mendengar gelar ini dibanding gelar miss atau “puteri” lainnya. Tapi, ya, memang ada kompetisi pemilihan putri kopi yang tidak hanya harus cantik, tapi juga meresapi filosofi kopi.
Maklum, setelah dinobatkan sebagai Miss Coffee Indonesia pada 4 Juni lalu, ia bertugas memberi penyuluhan kepada para petani kopi agar nilai agrowisata kopi Indonesia yang sudah terkenal enak ini meningkat. Saat ini Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam, menggusur Kolombia, yang gagal panen.
Gadis dengan tubuh menjulang 176 sentimeter dan berat 50 kilogram ini akan berkeliling sentra perkebunan kopi. Jika menjadi Miss Coffee International 2012, yang akan berlangsung di Bali pada pekan ketiga Oktober mendatang, ia tak hanya mempromosikan kopi Indonesia. “Kopi dari 26 negara juga akan saya kenalkan.”
Putu memang menggemari kopi sejak sekolah menengah pertama. “Saya mulai dengan kopi instan agar begadang ngerjain tugas sekolah, itu bisa tiga cangkir sekali minum,” katanya. Kopi lalu menjadi kebiasaan yang tak boleh ia tinggalkan jika tak ingin lemas seharian.
Saat kuliah di Institut Teknologi Telkom, Bandung, gadis kelahiran Bandung, 21 Agustus 1988, ini mulai meninggalkan kopi instan. “Saya lebih suka kopi arabika yang single origin.”
Apa itu single origin? Biasanya, kopi yang kita minum merupakan perpaduan dua jenis kopi yang diambil dari berbagai daerah. Perpaduan ini dimaksudkan untuk menghasilkan aroma yang kuat, tapi tidak terlalu asam. Single origin menabrak racikan itu. Kopi yang dinikmati harus berasal dari satu tempat dan jenis. Dari situlah penikmat kopi sejati bisa merasakan cita rasa satu jenis kopi, tanpa terganggu jenis kopi lainnya.
Dari semua kopi, Putu menggemari arabika Bali dan Toraja yang berasa asam. “Kalau kopi Toraja rasa rempah dan cokelatnya terasa, kalau kopi Bali rasanya lebih lemoni.”
Putu tak sekadar menikmati kopi. Ia juga bisa membedakan kopi yang sudah kedaluwarsa dan kopi yang masih pantas dinikmati. “Lewat dari dua minggu setelah biji kopi dibakar, sudah enggak enak lagi dikonsumsi,” kata dara yang di jari manis kanannya sudah melingkar cincin putih pengikat dari pacarnya itu.
Passion-nya terhadap kopi membuat Putu makin getol mempelajari perkopian. Bekal inilah yang membuatnya berani mendaftarkan diri maju dalam pemilihan Miss Coffee Indonesia. “Saya ikut pemilihan itu biar dapat ilmu tentang kopi lebih banyak lagi.” Salah satu ilmu yang ia dapatkan adalah kopi amat bagus untuk membersihkan kulit agar bersinar.
“(Kopi) saya campur pakai olive oil, alpukat, garam, dan sabun susu kambing untuk dijadikan lulur mandi,” kata Putu, yang mengaku kerap melenggang di panggung catwalk Jakarta Fashion Week dan Jakarta Food and Festival. Hasilnya, kulitnya yang berwarna cokelat sematang kopi terlihat amat bersih.
Putu, yang sempat menjadi IT freelancer setelah lulus dari STT Telkom pada 2010, membagi ilmu kopi di blognya: coffeequeendom.blogspot.co. Ia kini juga ingin menjadi ratu kopi dengan mendirikan coffee queendom sendiri. "Punya kebun kopi dan pabrik pengolahannya,” kata gadis dengan paras amat manis itu.
ISTIQOMATUL HAYATI
Berita terpopuler
@TrioMacan2000: Saya Tidak Khawatir Terungkap
Selingkuh 21 Tahun Terbongkar Gara-Gara Facebook
Dilaporkan Marwan, @TrioMacan2000 Didukung Tweeps
Wasit Inggris vs Ukraina Minta Maaf
2013, Indonesia Urutan 21 Pertumbuhan Tertinggi