TEMPO.CO, Pangkep - Bupati Pangkajene Kepulauan (Pangkep) Syamsuddin Hamid Batara bersama ribuan warganya menduduki kantor PT Semen Tonasa di Desa Biring Ngere, Kecamatan Bunguro, kemarin. Mereka meminta hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Semen Tonasa dibatalkan karena tak seorang pun dari lima anggota komisaris yang ditetapkan adalah putra Pangkep.
Syamsuddin memastikan masyarakat Pangkep akan tetap menduduki kantor PT Semen Tonasa sampai adanya keputusan pembatalan RUPS-LB dari hasil rapat pemegang saham PT Semen Gresik.
Jika keputusan ini tidak bisa diubah, artinya tidak menetapkan minimal dua putra Pangkep sebagai komisaris, maka ia meminta PT Semen Tonasa dipisahkan dari PT Semen Gresik. “Biar orang Pangkep yang mengelola sumber daya alamnya sendiri tanpa campur tangan dari pihak luar,” katanya.
"Kami tahu, pabrik ini dibangun dengan menjaminkan gunung kami ke bank. Tapi sayangnya, tak satu pun warga Pangkep yang diberi kesempatan untuk mengelola perusahaan ini, padahal puluhan orang Pangkep bergelar profesor," kata Syamsuddin.
Ia mengatakan bentangan gunung yang ada di Pangkep tidak pernah meminta untuk dikelola. "Jika permintaan masyarakat Pangkep tidak dipenuhi, maka semua mesin pabrik tidak akan beroperasi," kata Syamsuddin, yang mengklaim tidak ada kepentingan lain di balik aksinya itu kecuali minta ada putra Pangkep diberi kesempatan duduk di komisaris.
Baca Juga:
Syamsuddin mengaku ada konsekuensi terhadap jabatannya sebagai bupati dengan melakukan aksi bersama warganya itu. "Tapi sepanjang ini adalah demi kebenaran, kalaupun jabatan saya dicopot, saya tetap akan berdiri di depan memperjuangkan aspirasi masyarakat Pangkep,” katanya.
"Jadi, kalau memang keputusan lima komisaris itu tidak bisa diubah, maka kami minta ditambah menjadi tujuh komisaris, dengan dua orang dari Pangkep," katanya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pangkep Andi Ilham Zainuddin, yang juga ikut demo, mengatakan, ketika pabrik dibangun pada 1960, masyarakat berpartisipasi dengan melepas tanahnya. “Jangan bicara soal saham milik siapa,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Direktur PT Semen Tonasa, Yonatan, mengatakan, ia juga tidak bisa berbuat banyak. "Saya sudah mendengar apa yang diaspirasikan oleh masyarakat Pangkep, dan akan kami sampaikan ke pimpinan PT Semen Gresik selaku pemegang saham untuk diteruskan ke Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan," kata Yonatan.
Dalam aksi kemarin, lebih dari seribu orang memenuhi kantor. Mereka membakar ban sehingga kendaraan tidak bisa masuk ke halaman kantor. Sekitar 500 polisi dan TNI disiagakan mengawal aksi itu.
JUMADI