Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hidup Sederhana Lebih Bahagia  

image-gnews
ehow.com
ehow.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sudah 12 tahun Daniel Suelo, 51 tahun, memutuskan tidak mau lagi terlibat dengan uang. Ia meletakkan uang terakhirnya senilai US$ 30 di sebuah telepon umum di Moab, Utah, Amerika Serikat. Bukannya hidup sengsara, malah kedamaian yang ia dapat. Dalam blognya Suelo mengatakan filosofinya adalah tidak menggunakan atau menerima uang. Bahkan ia tidak mengambil kupon makanan atau sedekah dari pemerintah.

“Saya menggunakan apa yang diberikan atau dibuang,” katanya. Ia menolak sistem keuangan dunia yang mengharuskan setiap orang memiliki uang. Ia juga membuang paspor, surat izin mengemudi, dan mengubah nama belakangnya dari Shellabarger menjadi Suelo, yang artinya tanah dalam bahasa Spanyol.

Sehari-hari, ia tinggal dalam sebuah gua di Arches National Park, Utah. Ia mengukir batu menjadi tempat tidur dan mandi di tepi sungai. Banyak pendaki gunung menggunakan “rumah”-nya sebagai tempat istirahat. Makanan ia dapat dengan cara berburu atau mengambul sisa-sisa makanan orang lain. Bangkai binatang yang tertabrak kendaraan bermotor pun ia makan. Suelo mengaku sangat bahagia menjalani kehidupannya sekarang. Hidupnya jauh lebih sederhana dan tanpa banyak masalah.

Di Jerman, ada pula wanita yang hidup dengan cara serupa. Heidemarie Schwermer, 68 tahun, selama 16 tahun tidak memakai uang. Ia mengaku hidupnya menjadi sangat bahagia. Padahal ia terlahir dari keluarga pengusaha sukses. Perang dunia sempat membuat keluarganya jatuh miskin, tapi bisa bangkit kembali dengan mendirikan perusahaan rokok.

Schwermer mengaku sudah mati rasa dengan uang sejak saat itu. Ia menjadi terobsesi menemukan cara hidup tanpa uang. Pada 1994, ia sempat membuat komunitas sistem barter barang dan jasa bernama Give and Take Central. Jasa penukaran yang ditawarkan meliputi layanan membersihkan uang atau mengasuh anak dengan imbalan barang. Komunitas ini membuat kebutuhannya akan uang berkurang.

Setelah dua anaknya dewasa, ia menjual semua yang ia miliki, termasuk apartemen. Ia hanya hidup dengan mengandalkan barang-barang kecil yang ia simpan dalam sebuah koper. “Aku melihat kehidupan baru setelah itu,” ujarnya. “Aku tidak ingin kembali ke kehidupan lama.” Ia sering menerima pakaian dari teman. Sebagai gantinya, ia menyumbang apa yang bisa diberikan.

Tempat tinggalnya pun berpindah-pindah. Schwermer tidak pernah merasa khawatir. Ia tidak ambil pusing harus tidur di mana malam ini atau esok harinya. Ia memperoleh makanan dari sisa sayuran yang dijual di pasar tradisional. Terkadang ia menjual jasa membersihkan toko dengan imbalan makanan. Ia juga melakukan perjalanan ke luar negeri seperti orang pada umumnya.

Schwermer pernah memberikan seminar di Austria, Swiss, dan Italia. Ia menyampaikan pesan soal bagaimana menjalani hidup dengan cara yang lebih mudah. Proses hidup tanpa uang ini telah membuatnya menyadari bahwa hidup terus berjalan selama ia mampu menerima apa pun yang akan terjadi. Menurut dia, uang tidak ada nilainya dan tidak bisa memberikan kebahagiaan.

Sebuah penelitian dari Haas School of Business, University of California, Berkeley, membuktikan bahwa jumlah uang tidak berbanding lurus dengan tingkat kebahagiaan. Penelitian yang dipublikasikan pada Rabu pekan lalu ini justru menyatakan hubungan sosial lebih penting. “Orang lebih bahagia jika merasa dihormati, berpengaruh, dan menjadi panutan dalam lingkungannya,” kata ilmuwan psikologi, Cameron Anderson.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalahnya, banyak orang menganggap dihormati dan menjadi panutan bisa dilakukan bila mereka kaya raya. Inilah yang membuat orang terus-menerus mengumpulkan uang, meski kebutuhan sehari-harinya sudah terpenuhi.

Dari empat studi yang ia lakukan, salah satunya ia terapkan pada para mahasiswa yang mengambil jurusan Master of Business Administration di University of California, Berkeley. Mahasiswa yang memiliki hubungan baik dengan lingkungan sekitar menjalani kehidupan yang bahagia, sedangkan yang kaya raya belum tentu. Penjelasan yang paling masuk akal, menurut Anderson, adalah suka cita yang datang seiring dengan hadirnya uang akan menyusut secepat seseorang menjadi terbiasa dengan kekayaannya itu.

“Pemenang lotere, sebagai contoh, bisa langsung merasa bahagia. Tapi ia akan kembali merasa tidak puas dan mencari kebahagiaan lain,” ujarnya. Proses adaptasi seperti itu tidak akan terjadi pada status sosial. Manusia merasa hidupnya lengkap kalau bisa memiliki ikatan yang baik dengan orang sekitarnya. “Dihormati, memiliki pengaruh, dan mampu berinteraksi tidak pernah ketinggalan zaman,” kata Anderson.

DAILYMAIL | TRIP B | SORTA TOBING

Gaya! Terpopuler


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

CEO PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), Bernadino Moningka Vega (tengah). TEMPO/Defara Dhanya
Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.


Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Bank DBS Indonesia. Foto : DBS
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

8 hari lalu

UOB Media Literacy Circle bersama dengan OJK dan Pendiri Sekolah Cikal mengenai literasi keuangan bagi generasi muda, termasuk mengenai Pinjol pada 24 April 2024/UOB
Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

9 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

9 hari lalu

Ilustrasi belanja / kelas menengah. ANTARA/Adwit B Pramono
OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

10 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

15 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

16 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.