TEMPO.CO, Paris - Gelandang tim nasional Prancis, Samir Nasri, terancam mendapat skorsing selama dua tahun menyusul sikap tak terpujinya terhadap wartawan dan media selama Piala Eropa 2012. Asosiasi Sepak Bola Prancis (FFF) akan memutuskan nasib pemain Manchester City itu dalam waktu dekat.
"Saya bisa memahami jika ada reaksi negatif. Kini Samir (Nasri) berada di tepi jurang. Dia tidak bisa mengontrol dorongan hatinya. Saya akan menemui jurnalis (yang terlibat kasus ini). Tapi menurut saya ini tidak bisa ditoleransi," kata Presiden FFF, Noel le Graet, seperti dikutip dari radio Prancis, RMC, Selasa, 26 Juni 2012.
Nasri tercatat dua kali bersikap kontroversial. Pertama, saat ia mencetak gol ke gawang Inggris di laga perdana Grup D. Saat itu ia melakukan selebrasi dengan menempelkan telunjuknya di depan mulut sambil berkata, "Tutup mulutmu!"
Nasri bermaksud membungkam media Prancis yang saat itu getol mengkritiknya. Saat itu, media menilai Nasri terlalu bermain individualis sehingga mengganggu keseimbangan tim.
Nasri kembali bertingkah ketika Prancis ditekuk Spanyol 0-2 di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina, Ahad dinihari kemairn. Seusai pertandingan, pemain berusia 24 tahun ini memaki wartawan Agence France Presse (AFP).
"Kalian (jurnalis) selalu mencari omong kosong. Kini kalian bisa menulis semua yang buruk tentang saya. Kalian seperti anak haram, lebih baik mati saja!" katanya. Tak hanya itu, pemain Manchester City ini juga mengajak wartawan berkelahi.
FFF dalam waktu dekat akan bersidang untuk memutuskan sanksi untuk Nasri. Spekulasi yang beredar, Nasri kemungkinan akan diberi sanksi larangan bermain untuk tim nasional selama dua tahun ke depan. Jika ini terjadi, maka pemain yang membawa Manchester City juara Liga Premier Inggris ini akan terdepak dari skuad tim nasional Prancis Piala Dunia 2014.
DAILY MAIL | DWI RIYANTO AGUSTIAR
Berita Terkait
Pique: Saya Punya Hubungan Baik dengan Ronaldo
Xavi: Portugal Bukan Hanya Ronaldo
Tiga Gol Terbaik Perempat Final Euro 2012
Hadapi Spanyol, Portugal Janji Tampil Mati-matian
Hodgson Janjikan Revolusi di Skuad Inggris