TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya saham di semua sektor seiring menghijaunya bursa regional berhasil mendorong indeks kembali ke level 3.900. Aksi para manajer investasi mengerek harga saham agar portofolio terlihat cantik menjelang akhir semester pertama tahun ini (window dressing) mampu mendongkrak indeks naik lebih dari 50 poin.
Dalam perdagangan Rabu, 27 Juni 2012, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup naik 53,466 poin (1,38 persen) ke level 3.934,867. Masuknya kembali investor asing ke bursa domestik turut memicu pergerakan indeks. Kenaikan indeks kali ini dimotori saham HM Sampoerna, Gudang Garam, serta Bank BRI, yang naik lebih dari 5 poin.
Volume perdagangan mencapai 5,16 miliar saham, dengan nilai Rp 4,68 triliun serta frekuensi 132,6 ribu kali transaksi. Harga 159 saham naik, 76 saham turun, serta 83 saham lainnya stagnan. Dan investor asing mencatat pembelian bersih yang cukup besar senilai Rp 403 miliar.
Saham-saham yang turut mendongkrak indeks kali ini antara lain Gudang Garam (GGRM) melonjak 5,2 persen ke Rp 62.000, Bank BRI (BBRI) naik 2,5 persen menjadi 6.200, Tambang Bukit Asam (PTBA) menguat naik 3,1 persen ke 1.500, serta Bank Mandiri (BMRI) menguat 2,9 persen menjadi Rp 7.150.
Saham sektor konsumer yang dianggap mampu bertahan di tengah krisis global menjadi incaran investor. Sebab permintaan domestik tetap tinggi seiring tumbuhnya perekonomian domestik lebih dari 6 persen. Di tengah krisis keuangan Eropa yang berkepanjangan, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh, meskipun kinerja ekspor cenderung menurun.
Analis dari PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono, menjelaskan, positifnya bursa Wall Street didorong oleh membaiknya data perumahan Amerika Serikat, yang diikuti menguatnya bursa Asia, mampu memicu kenaikan indeks. ”Namun faktor global masih diselimuti oleh sentimen negatif dari Eropa, yakni naiknya imbal hasil obligasi Spanyol,” tuturnya.
Saham sektor konsumer menjadi pendorong kenaikan indeks kali ini. Saham-saham unggulan yang diperkirakan masih akan mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba kembali diburu oleh para investor menjelang keluarnya laporan keuangan triwulan kedua tahun 2012. Para pemodal melakukan pembelian secara selektif terhadap saham yang berfundamental bagus.
VIVA B. KUSNANDAR