Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Tanda Anda Betul-betul Stres

image-gnews
Stress. Ilustrasi
Stress. Ilustrasi
Iklan

TEMPO.CO, New York - Apakah rambut Anda rontok berlebihan dalam beberapa pekan ini? Tengoklah ke belakang apa yang terjadi pada Anda. Apakah dikejar tenggat pekerjaan demi bisa berlibur dengan tenang sehingga  Anda tertekan? Atau tuntutan kebutuhan menjelang tahun ajaran baru "memusingkan" Anda?

Rambut rontok, menurut sebuah situs kesehatan rodale.com, adalah salah satu tanda stres menyerang Anda. Stres, kata situs ini, muncul dalam gejala yang bervariasi. Bahkan, tulis mereka, mereka yang mengalaminya kerap tak menyadari dirinya tengah dilanda stres.

Situs ini membeberkan sejumlah tanda fisik yang patut dicurigai sebagai tanda Anda mengidap stress serius. Jika mengalami dua atau lebih gejala di bawah ini, Anda disarankan untuk mendapat bantuan pakar secepatnya:

Muntah 
Dalam buku terbarunya, On the Brink, mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Henry Paulson, mengaku stres berat selama puncak krisis keuangan tahun 2008. Ia mengaku kerap mual-mual. Ia bahkan kerap mengalami gejala ini di depan para staf bahkan saat pertemuan dengan Kongres. Secara medis, stres dan kecemasan bisa memicu mual hingga muntah dan kondisi ini disebut "sindrom muntah siklik" suatu kondisi di mana orang mengalami mual dan muntah selama jangka waktu tertentu, mulai pada saat yang sama setiap hari. Carilah cara untuk menenangkan diri atau menghilangkan sumber stres Anda, seperti berlatih meditasi dan mencoba bersikap lebih tenang.

Rambut rontok
Ada beberapa alasan bahwa rambut Anda bisa rontok, dari genetika hingga pengaruh obat. Namun stres adalah salah satunya. Di antara kondisi yang berhubungan dengan stres hingga berakibat rambut rontok adalah alopesia areata, yaitu suatu gangguan autoimun ketika sel darah putih menyerang folikel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok. Kondisi lain dipicu oleh stres yang memiliki hasil yang lebih ekstrem disebut telogen effluvium yang pada dasarnya ditandai dengan tiba-tiba kehilangan (sampai 70 persen) rambut. Rambut rontok dapat terjadi beberapa bulan setelah peristiwa stres, misalnya, kematian dalam keluarga atau melahirkan, menurut American Osteopathic College of Dermatology. Namun, kerontokan biasanya akan segera pulih setelah stres berlalu.

Mimisan  
Ada beberapa perdebatan mengenai apakah mimisan yang dipicu oleh stres, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa, dalam beberapa kasus, pasien yang mengalami mimisan dalam situasi mereka mengalami stres. Sebuah artikel pada 2001 di British Medical Journal menunjukkan bahwa gal ini terkait dengan lonjakan tekanan darah yang sangat umum ketika Anda sedang stres. Menyingkir sementara waktu dari hingar-bingar aktivitas rutin Anda, bersikap rileks, dan menyeduh minuman herbal dapat sedikit menolong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kehilangan memori
Jika Anda menemukan diri Anda tidak bisa mengingat rincian yang baru saja dibahas dalam rapat beberapa menit lalu, bisa jadi efek dari hippocampus Anda menyusut, kata Jeffrey Rossman PhD, seorang psikolog di Massachusetts. Stres kronis dapat mengekspos hippocampus, daerah otak yang mengontrol memori jangka pendek Anda, ke tingkat yang berlebihan dan yang dapat menghambat kemampuan otak Anda untuk mengingat sesuatu. Berurusan dengan akar penyebab stres Anda adalah cara terbaik untuk mendapatkan memori Anda kembali.

Kekebalan tubuh melemah
Efek paling nyata bahwa stres tengah menyerang Anda adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah. Hal itu terjadi akibat beberapa alasan. Pertama, stres memicu pelepasan catecholemines, hormon yang membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Rilis berkepanjangan hormon ini bisa mengganggu kemampuan mereka menahan gempuran penyakit. Kedua, kata Rossman, kelenjar timus menyusut akibat stres, menekan sel darah putih, dan merusak telomere, gen yang membantu sel-sel kekebalan tubuh bereproduksi.

Keringat berlebihan
Semua orang tahu bahwa tubuh berkeringat lebih ketika Anda stres. Beberapa orang yang mengalami stres menderita hiperhidrosis atau keringat berlebihan, terutama di telapak tangan dan kaki, kata Rossman. Yoga dan meditasi dapat membantu mengurangi stres yang berhubungan dengan berkeringat.

RODALE | TRIP B

Berita Terpopuler Lainnya:
Dua Gelas Kopi Sehari Bikin Jantung Sehat
Popeye Benar, Bayam Sangat Baik untuk Otot

10 Alasan Salah Menerima Ajakan Menikah

Beginilah Ciri-ciri Perempuan Perkasa

Obat Pemicu Otak Tidak Terbukti Ampuh

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

42 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.