TEMPO.CO, Kuningan, Jawa Barat - Pesawat latih Cessna PK Hal milik Aero Flyer Institut, jatuh di Kampung Patapan, Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin, 2 Juli 2012 pukul 14.30 WIB. Pilot pesawat Hery Fahrudin, tewas seketika. Sedangkan dua siswi penerbang, yakni Rara Paramitham, 25 tahun, dan Fitriani, 20 tahun, luka berat.
Pesawat yang sedang melatih dua siswi penerbang itu sempat berputar dua kali di kawasan Kalimati dan Sukadana. Ketika berputar untuk keduakalinya, tiba-tiba mesin pesawat tidak terdengar. Pilot diperkirakan akan melakukan pedaratan darurat. Sialnya ekor pesawat tersangkut kabel listrik. Hingga kabel 20 kilovolt itu tertarik hingga putus, mesin pesawat terdengar lagi. Namun terlambat, pesawat malah jungkir balik di udara dan menukik menghujam ke tanah, tanpa percikan api.
Sakim, 58 tahun, yang menyaksikan langsung kejadian ini kaget, dia langsung berteriak dan lari ke arah pesawat. Beberapa petani dan penggali pasir di sungai Cibatu langsung menolong, warga Patapan yang juag mendengar dentuman keras langsung menuju lokasi. Puluhan warga tanpa takut pesawat meledak langsung menolong korban.
Terlihat pilot pesawat tewas seketika karena tergencet di kabin peawat. Fitriani yang duduk di belakang langsung dilarikan ke rumah sakit dengan mobil pick up. Sedangkan Rara yang juga terjepit di kabin berhasil dikeluarkan. Sakim dengan sigap mengambil sabitnya untuk memutus tali pengaman yang terikat di tubuh Rara. “Saya tadi yang potong talinya,” ujar Sakim.
Warga kebingungan untuk mengeluarkan pilot. Akhirnya, disepakati pesawat yang rodanya di atas untuk dibalikkan. Setelah pesawat dalam posisi normal, barulah mereka berhasil mengeluarkan tubuh pilot. Kondisi tangan kanan pilot remuk dan kepalanya seperti terkena benturan. Sedangkan Rara dan Fitriani diduga menderita patah tulang.
Kapolres Kuningan Ajun Komisaris besar Wahyu Bintoro Hari Wibowo datang ke lokasi kejadian bersama Wakil Bupati Momon Rochmana. Menurut dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Lanud Penggung Cirebon dan menghubungi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Mereka sedang menuju ke sini, kami sudah mengamankan lokasi kejadian,” jelasnya.
Sekitar pukul 16.30 WIB, jenasah pilot Heru dievakuasi ke RSU 45 Kuningan. Pukul 17.00 WIB, beberapa siswa dari Aero Flyer Institut berdatangan menggunakan mobil perusahaan. Diduga kedua korban dari sekolah penerbang yang beralamat di Gedung Batavia Air lantai 4, Jalan Juanda Raya Nomor 15 Jakarta Pusat. Karena jalannya sulit menuju lokasi mobil Aero Flyer diparkir agak jauh dari lokasi kejadian.
Tempat menuju lokasi sekitar tiga kilometer dari Desa Sukadana atau delapan kilometer dari kota kecamatan. Jalan yang sulit hanya bisa dilalui satu mobil, menyulitkan mobil tim penolong tiba di lokasi. Apalagi, ribuan warga berdatangan ke lokasi kejadian dengan menggunakan motor dan jalan kaki. Sampai malam ini, bangkai pesawat belum di evakuasi.
DEFFAN PURNAMA