TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi pencalonan diri Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas sebagai calon wakil presiden mendampingi Aburizal Bakrie, Ruhut Sitompul tak kaget. Menurut salah satu Ketua Partai Demokrat ini, Icah seperti tidak percaya diri dalam menghadapi pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Pencalonan Ibas, menurut dia, merupakan taktik politik yang mudah dibaca. \"Partai Golkar, sudahlah. Sudah terbaca praktek politiknya oleh kami (Demokrat),\" ujar Ruhut yang pernah aktif dalam kepengurusan Partai Golkar ini, Selasa, 3 Juli 2012.
Ruhut menganalogikan, wacana pencalonan Ibas sebagai wakil presiden mendampingi Ical, panggilan Aburizal Bakrie, ibaratnya memberikan madu kepada beruang. \"Bersikap seakan baik, tetapi hanya ingin menarik massa pendukung Ibas.\"
Cara seperti ini, kata dia, sangat mudah dibaca karena cara yang digunakan sudah tidak lagi sesuai zaman. Ruhut menyebut kondisi masyarakat sekarang makin cerdas. \"Yang kaya begini sudah enggak zaman,\" katanya.
Dalam acara rapat pimpinan Partai Golkar di Bogor, 29-30 Juni lalu, peserta sepakat soal wakil presiden diserahkan kepada Aburizal Bakrie, ketua umum partai yang sekaligus calon presiden. Pada rapat tersebut peserta merekomendasikan sejumlah nama calon pendamping Ical, antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Sultan Hamengkubuwono X, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro
Ruhut menilai penyebutan nama Ibas seolah Ical tidak percaya diri sebagai calon presiden pada 2014 mendatang. Hal ini terlihat dari sikapnya yang mencoba merangkul berbagai tokoh politik dengan massa pendukung banyak. \"Sepertinya enggak pede saja, mau ngambil pendukung tokoh-tokoh ini,\" ujar dia.
NURLELA