TEMPO.CO , Karanganyar: Ajang Kretakencana Worldmusic Festival dijanjikan menampung semua aliran musik yang ada di dunia. Menurut kurator Kretakencana, Rahayu Supanggah, musik yang disajikan tidak terbatas pada aliran musik tertentu.
“Namun yang lebih ditonjolkan adalah musik etnik. Karena musik etnik punya potensi untuk hidup,” katanya kepada wartawan di pabrik gula Colomadu, Karanganyar, Selasa, 3 Juli 2012. Menurut Rahayu, musik etnik bersumber pada akar budaya dan punya nilai yang tinggi.
Ada 16 delegasi yang akan tampil, seperti Etno Ensemble dari Solo, Balawan dari Bali, Sa’Unine String Orchestra dari Yogyakarta, dan Ensemble I Galigo dari Makassar. Sedangkan dari mancanegara akan tampil Avijit Ghosh dari India, Rhythm de Passion dari Singapura, dan Drum N Wind Jamal Mohamed dari Amerika Serikat.
Rahayu menegaskan bahwa Kretakencana bukan ajang tandingan dari Solo International Ethnic Music, yang semestinya digelar di Taman Balekambang Solo pada 4-8 Juli 2012. Juga bukan pindahan dari acara di Balekambang.
“Buat kami, di mana pun acaranya dan dalam wujud apa, tidak jadi masalah. Kesenian harus terus didukung agar bisa berkembang,” katanya.
Kretakencana digelar di pabrik gula Colomadu pada 4-8 Juli 2012 mulai pukul 19.00 sampai selesai.
Kurator lainnya, Rizaldi Siagian mengatakan ajang Kretakencana sudah disiapkan sejak Maret 2011. Sehingga bisa dipastikan bukan acara dadakan yang baru diselenggarakan saat ajang SIEM ditolak pelaksanaannya di Balekambang.
“Pelaksanaan di pabrik gula Colomadu juga sangat tepat. Karena merupakan bangunan yang dibangun oleh Mangkunegara IV, yang juga sebagai komposer ternama,” katanya.
Salah satu karya Mangkunegara IV, Ketawang puspa warna, sudah dianggap sebagai karya monumental pada masanya.
Kretakencana diselenggarakan oleh sebuah komunitas independen bernama Kretakencana Worldmusic Festival Community. Komunitas tersebut berada di bawah naungan Swarakita Foundation.
Ketua Yayasan Swarakita Foundation Alex Komang mengatakan ajang di atas sebagai kesempatan untuk memperkenalkan musik dunia kepada masyarakat. Selain itu menjadi wadah baru bertemunya para musisi dari berbagai aliran di dunia.
“Kemudian bersatu menampilkan pertunjukan musik dan secara tidak langsung melestarikan nilai-nilai budaya ke dalam sebuah festival,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Salah seorang pengisi acara, Sauni dari Angklung Paglak Banyuwangi, mengatakan konsep pertunjukannya adalah bermain angklung di ketinggian.
“Paglak berarti gubuk yang ada di atas tanah,” katanya. Gubuk tersebut disangga dengan 4 buah bambu setinggi 10 meter.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lain:
4 Fakta Baru di Indonesian Idol 2012
Bondan Prakoso & Fade2Black Luncurkan Single Kedua
Baim Wong Dukung Regina di Indonesian Idol
Regina Idol: Saya Yakin 80 Persen Menang
Malam Ini Belum Ada Pemenang Indonesian Idol