TEMPO.CO, Nyon - Simpang siur tentang teknologi garis gawang perlahan-lahan menemui titik terang. Federasi Internasional Sepak Bola (FIFA) telah menyetujui bahwa teknologi tersebut bakal diterapkan.
International Football Association Board (IFAB) menyetujui penggunaan dua sistem yang berbeda, atau memakai salah satunya saja. Dua sistem yang disetujui itu adalah Hawk-Eye, merupakan teknologi optik pada kamera yang telah digunakan dalam tenis dan kriket, dan GoalRef, teknologi yang menggunakan medan magnet khusus di dalam bola.
“Ini adalah keputusan jangka panjang, dan berlaku di seluruh dunia, “Kata Patrick Nelson, anggota IFAB dari Irlandia Utara. “Selama ini kami berharap mampu melaksanakan hal itu.”
Salah satu insiden gol hantu terjadi ketika Jerman berhadapan dengan Inggris di Piala Dunia 2010 lalu. Kala itu tendangan jarak jauh Frank Lampard sudah melewati garis gawang Manuel Neuer pada saat kedudukan 1-2. Akhirnya Inggris harus menelan kekalahan 1-4 dari Jerman.
Presiden FIFA, Joseph Blatter, mengakui bahwa teknologi garis gawang menjadi pertimbangan utamanya kali ini. Pasalnya tak sedikit kontroversi yang muncul akibat gol hantu. Wasit tak mengesahkan gol padahal bola telah melewati garis gawang.
"Tidak ada jaminan 100 persen dalam hidup," kata Blatter. "Di masa lalu kita tidak memiliki sistem yang akurat. Tapi saya harus mengatakan: 'Terima kasih, Lampard."'
Ide pemakaian teknologi ini sebetulnya telah lama muncul, ada yang mendukung tapi ada juga yang menentang. Salah satunya adalah Presiden UEFA Michele Platini, yang menilai wasit tambahan di sisi gawang sudah cukup.
Lima orang wasit sudah diterapkan sejak Liga Champions musim lalu dan Euro 2012. Namun insiden gol hantu terjadi kembali dalam laga antara Ukraina melawan Inggris di Euro 2012. Kali ini wasit tak mengesahkan tendangan Marco Devic yang dihalau John Terry, meski bola sudah melewati garis.
"Saya punya rencana untuk menerapkannya di Piala Brasil tahun 2014," ujar Blatter. "Kami akan menggunakan sistem juga untuk Piala Konfederasi (tahun 2013) dan Piala Dunia Antarklub (bulan Desember 2012)."
REUTERS | | ANTONIUS WISHNU