TEMPO.CO , Malang: Jumlah pengunjung ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) meningkat sejak kegiatan kunjungan dibuka kembali oleh Balai Besar TNBTS per 10 Mei 2012.
Aktivitas pariwisata ke dua gunung itu sempat sepi hampir dua bulan karena Gunung Semeru meletus pada Maret 2012. Peningkatan jumlah pengunjung juga dipicu oleh liburan panjang sekolah.
“Jumlah kunjungan ke Bromo masih lebih banyak dibanding jumlah kunjungan ke Semeru,” kata Emy Endah Suwarni, Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNBTS kepada Tempo, Jumat, 6 Juli 2012.
Sepanjang Mei, terdata turis domestik dan turis mancanegara yang ke Semeru, masing-masing sebanyak 978 dan 21 orang. Mayoritas mereka ke Semeru untuk mendaki dan biasanya menginap dulu di Ranu Kumbolo, salah satu dari enam danau yang dimiliki Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Walaupun jumlah pengunjung sedikit, Emy tetap optimistis jumlah kunjungan ke Semeru akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran, pada 2009 jumlah pengunjung 2.532 orang dan meningkat menjadi 2.769 orang pada 2010.
Sedangkan pengunjung ke Bromo sepanjang Mei tercatat 80.529 turis domestik dan 6.681 turis asing. Mayoritas pengunjung ke Bromo bertujuan untuk melihat sensasi terbitnya matahari (sunrise) dari puncak Penanjakan, gunung setinggi 2.700 meter dari permukaan laut (mdpl) yang berada di sisi utara Bromo. Gunung Penanjakan juga menjadi pos pantau aktivitas Bromo yang bisa diakses dari Desa Tosari dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Dari Penanjakan, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan urutan posisi gunung Batok (2.470 mdpl), Bromo (2.392 mdpl), Widodaren (2.650 mdpl), Semeru (3.676 mdpl), serta lautan pasir atau kaldera dan padang rumput seluas 5.250 hektare, yang diselimuti kabut putih seolah-olah pengunjung sedang berada di negeri di atas awan. Kawasan ini biasa disebut sebagai pegunungan Tengger.
Total jumlah pengunjung Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sepanjang Januari-Juni 2012 mencapai 112.003 orang. Ini berdasarkan catatan pengunjung yang melapor ke petugas di empat pintu masuk.
Keempat pintu masuk itu masing-masing dari Kabupaten Malang (Dusun Ngadas, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo) dan Kabupaten Lumajang (Dusun Ranupani, Desa Ranupani, Kecamatan Senduro), serta Kabupaten Probolinggo (Desa Cemorolawang, Kecamatan Sukapura), dan Kabupaten Pasuruan.
ABDI PURMONO