TEMPO.CO , Jakarta: Partai Gerakan Indonesia Raya mengalami konflik internal. Bekas Ketua Dewan Pengurus Pusat Gerindra, Fami Fachrudin, menilai di partainya terjadi friksi. Ia mengaku sempat dicap tak loyal kepada Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto. Akibatnya, Fami terpental dari kepengurusan partai. “Nama saya sudah tidak ada lagi dalam kepengurusan baru Gerindra,” katanya kepada Tempo.
Menurut Fami, ia disingkirkan dari partai karena menyebut Prabowo sebagai hartawan dan pemurah dalam acara televisi. Tujuan acara itu adalah memperkenalkan Prabowo kepada publik. Tapi konsep itu digunakan orang dekat Prabowo untuk mengembuskan isu ketidaksetiaannya terhadap purnawirawan jenderal bintang tiga itu.
Fahmi mengatakan sejumlah orang dekat Prabowo akhirnya mengadakan kongres luar biasa pada Maret lalu. Mereka yang dianggap tak loyal disingkirkan dari partai. Sumber Tempo di Gerindra mengatakan Prabowo akan memasukkan sejumlah purnawirawan TNI ke struktur pengurus pusat. Akibatnya, terjadi konflik antara kelompok purnawirawan dan sipil di dalam partai. “Kelompok tentara tak percaya kepada kelompok sipil,” ucapnya.
Konflik ini, kata si sumber, mengakibatkan Wakil Ketua Umum Halida Nuriah Hatta mundur. Halida belum bersedia menjelaskan soal pengunduran dirinya dari Gerindra. Putri proklamator Mohammad Hatta itu mengaku sedang berada di tengah keramaian.
Meskipun Halida menyatakan mundur karena alasan pekerjaan, sejumlah sumber Tempo di partai itu menyatakan hal berbeda. Menurut sumber tersebut, hal ini merupakan buntut dari pertarungan antara kelompok tentara dan sipil di dalam partai itu. "Ada distrust di kelompok tentara terhadap kelompok sipil," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani membenarkan adanya kongres luar biasa yang mengubah susunan pengurus. Pembentukan pengurus itu diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo.
Muzani juga membenarkan kabar masuknya sejumlah purnawirawan tentara ke dalam partai. Tapi ia tak tahu siapa saja purnawirawan yang ditarik oleh Prabowo ke dalam partai. “Kalau ada yang naik dan turun itu biasa. Prabowo pasti punya pertimbangan,” ucapnya.
Tapi Muzani menyangkal jika dikatakan ada perpecahan di partainya. Soal pengunduran diri Halida, Muzani mengatakan hal tersebut bukan karena perpecahan. Halida mengirim surat pengunduran diri dengan alasan pekerjaan. “Karena memilih pekerjaan, maka jabatan politiknya ditanggalkan,” ujarnya.
Muzani juga menyangkal bahwa para purnawirawan TNI menyingkirkan pengurus kalangan sipil. Dari 350 pengurus pusat partai, “Sipil masih mendominasi.”
FEBRIYAN
Berita Terkait:
Pasangan Prabowo-Kalla Terpopuler Pilpres 2014
Survei: Jusuf Kalla Kalahkan Aburizal Bakrie
Survei Membuktikan Prabowo Unggul Calon Presiden
80 Persen Warga Jakarta Ingin Pilkada Cepat Kelar
Wasekjen PDIP: Taufiq Kiemas Tak Bisa Jadi Ukuran