TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah cendekiawan muslim, Moeslim Abdurrahman, akan dimakamkan di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Pemakaman dilakukan Sabtu, 7 Juli 2012, sekitar pukul 13.30 WIB. "Setelah disembahyangkan, langsung dimakamkan di sana," kata Mariza Hamid, salah seorang kerabat, saat dihubungi, Jumat malam, 6 Juli 2012.
Jenazah almarhum sampai di kediaman, kawasan Jatibening, Bekasi, Jumat malam. Jenazah tiba sekitar pukul 22.30 WIB. Ketika jenazah sampai, keluarga dan tetangga langsung mengadakan yasinan dan doa bersama.
Sebelum meninggal, Moeslim telah dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dia dinyatakan mengidap komplikasi, diabetes dan jantung. Pria ini pun mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 21.00 WIB, Jumat. "Keluarga semua sudah mengikhlaskan kepergian beliau," kata Mariza.
Moeslim Abdurrahman lahir di Lamongan, Jawa Timur, pada 8 Agustus 1948. Semasa hidup, dia dikenal sebagai tokoh muslim yang terbuka. Salah satu pemikiran Moeslim yang cukup menyedot perhatian masyarakat tertuang dalam karyanya berjudul Islam Transformatif. Dalam buku itu, Moeslim menyoroti penerapan Islam dan praktek kekinian masyarakat. Menurut Moeslim, dalam prakteknya, agama harus dijadikan kekuatan pendorong untuk melakukan kebajikan sosial.
Sebelum meninggal, Moeslim tercatat sebagai Direktur Ma'arif Institute for Culture. Dalam dunia politik, Moeslim pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Amanat Nasional. Tak lama di PAN, Moeslim pindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB.
IRA GUSLINA SUFA