TEMPO.CO, Jakarta - New York — Setelah sepekan kemarin bursa mengalami tekanan akibat kecemasan akan suramnya ekonomi global, minggu ini investor Wall Street menyambut musim keluarnya laporan keuangan emiten ditengah memburuknya pasar global.
“Perusahaan harus bisa melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk dapat mencatat laba dan meningkatnya penjualan ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi,” kata Ed Keon, manajer dari Quantitative Management Associates, anak perusahaan Prudential Inc. “Yang pasti, bagi yang mempunyai eksposur ke Eropa harus berjuang keras,” ucapnya.
Laba emiten S&P 500 triwulan kedua tahun diperkiran tumbuh 5,8 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Tetapi tidak termasuk Bank of America Corp (BAC) dimana laba tahun lalu terbebani oleh penyelesaian gugatan hipotek, sehingga indeks laba emiten diperkirakan hanya akan tumbuh 0,7 persen, menurut data Thomson Reuters. Dalam risetnya, rasio perusahaan yang mengalami kerugian dibanding dengan yang untung mencapai kondisi yang paling buruk sejak akhir 2008.
Rendahnya konsensus estimasi laba dari para analis karena kondisi ekonomi yang sulit justru mudah bagi perusahaan untuk melebihi perkiraan,” kata Bill Stone, kepala strategi investasi dari PNC Asset Management. “Tapi kita tetap tidak akan mendapatkan kejutan yang besar di kwartal kemarin.”
Alcoa Inc akan mengawali musim laporan keuangan di bursa Wall Street pekan ini. Perusahaan aluminium ini telah memberikan consensus bulan lalu dengan memangkas estimasi sebelumnya hampir 50 persen pendapatannya, sehingga diharapkan dapat mencatat laba 5 sen per saham, turun 32 sen dari tahun lalu. Alcoa menjadi emiten terburuk dalam komponen Dow Jones industri dan sahamnya turun 46 persen .
JP Morgan Chase & Co (JPM) pada hari Jumat mendatang juga akan merilis laporan keuangannya, emiten perbankan besar pertama mengeluarkan laporan keuangannya dan diperkirakan akan mencatat laba 76 sen per saham, menurut survei dari FactSet.
Yang lebih menarik adalah kerugian derivatif yang dialami oleh perusahaan hingga mencapai US$ 2 miliar. “Masalah lain adalah seberapa besar sebenarnya kerugian dari lindung nilai, mengacu pada kerugian yang derita oleh unitnya di London.
Kerugian transaksi telah mencoreng reputasi CEO JP Morgan, dimana perusahaan juga menjadi salah salah satu lembaga keuangan yang diselidiki atas dugaan kecurangan penawaran suku bunga antar bank di London. Tuduhan tersebut pernah dialami Barclays Plc dan didenda US$ 452 miliar.
Pertemuan para menteri keuangan Eropa untuk menyempurnakan rincian langkah penyelamatan krisist yang telah disepakati pada KTT bulan lalu yang akan berlangsung hari Senin besok juga akan menjadi perhatian investor. Mereka akan membahas penggunaan dana penyelamatan atau mekanisme stabilitas Eropa untuk membantu anggotanya yang mengalami kesulitan seperti Spanyol dan Siprus, serta langkah berikutnya bagi Yunani.
Bank Sentral Cina (BPoC) secara mengejutkan memangkas suku bunga pinjaman maupun simpanan sehingga menambah kecemasan investor akan pertumbuhan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua didunia tersebut. Cina akan merilis data inflasi bulan Juni Senin besok, dan data PDB triwulan kedua yang diperkirakan akan tumbuh 7,6 persen, pada hari Jumat mendatang.
Data ekonomi AS yang akan diumumkan pekan ini antara lain: indeks bisnis, data kredit konsumen, catatan dari Komite Pasar Terbuka (FOMC) The Fed, serta defisit perdagangan.
MARKETWATCH | VIVA B. KUSNANDAR