TEMPO.CO, Jakarta- Rupiah kembali tertahan menunggu hasil pengumuman BI Rate oleh Bank Indonesia dan minimnya sentimen negatif dari pasar mata uang.
Setelah kemarin ditutup melemah tipis 3 poin (0,03 persen) dari 9.433 ke 9.436 per dolar AS, pagi ini Kamis (12 Juli 2012) rupiah kembali melanjutkan pelemahan di kisaran 9.440-9.470 per dolar AS. Dibuka di level 9.444 per dolar AS, rupiah akhirnya bertengger di level 9.467 per dolar AS sampai pukul 12.00 WIB.
Analis Treasury Research dari Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti menilai, fokus pelaku pasar pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini berpeluang membatasi IDR. Bank Sentral diestimasi belum akan mengubah suku bunga acuannya di level 5,75 persen. “Kendati demikian, sinyal peningkatan BI Rate mengemuka bersamaan dengan indikasi kenaikan inflasi.”
Di sisi lain, kuatnya supremasi dolar AS masih menghantui mata uang Indonesia di tengah buramnya kinerja ekonomi global sebagai imbas kompleksnya masalah krisis utang di Eropa. “Ekspektasi tingginya Initial Jobless Claims di Negeri Abang Sam berpotensi mendorong investor untuk tetap memegang dolar AS.”
Komitmen pemerintah Spanyol untuk mengetatkan anggaran tambahan senilai 65 juta euro untuk menekan defisit memberi oase sesaat untuk euro. Di pasar mata uang, siang ini euro menguat 0,0001 poin (0,01 persen) menjadi US$ 1,2240, dan pound sterling menguat 0,0006 poin (0,04 persen) ke US$ 1,5508. Sementara, indeks cash dolar AS melemah 0,126 poin (0,15 persen) ke 83,442.
Pasar Asia cenderung melemah hingga pukul 12.30 WIB siang ini. Won melemah 7,10 poin (0,62persen) ke 1.148,78 per dolar AS, dolar Singapura melemah 0,0040 poin (0,32 persen) ke 1,2678 per dolar AS, serta baht melemah 0,06 poin (0,19 persen) ke 31,78 per dolar AS. Di sisi lain, yen menguat 0,24 poin (0,30 persen) menjadi 79,52 per dolar AS.
Hari ini rupiah diprediksi akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah. “Penjagaan ketat moneter oleh Bank Sentral Indonesia dibutuhkan untuk membuka peluang bertahannya rupiah agar tetap di koridornya,” kata Nurul.
PDAT/M AZHAR