TEMPO.CO, Montivideo - Hukuman larangan delapan laga yang diterima Luis Suarez setelah dianggap bersalah karena melontarkan kata-kata rasisme terhadap Patrice Evra masih menyisakan sedikit luka di dalam diri penyerang asal Uruguay itu.
Kepada salah satu acara TV Uruguay, RR Gol, Suarez mengaku seluruh persidangan soal kasus rasisme itu membuat dia sakit hati. “Saya tidak menunjukkan emosi saya di lapangan, tetapi di luar saya menunjukkannya dan saya sering menangis dengan semua hal terkait Evra,” kata Suarez, Selasa, 17 Juli 2012.
Tak hanya Suarez yang sedih dengan kasus itu. Sang istri juga bisa merasakan penderitaan suaminya tersebut. “Saat itulah saya menyadari orang yang benar-benar mendukung saya dan orang-orang yang bersama saya karena kedekatan pribadi,” ujar penyerang berusia 25 tahun itu.
Insiden itu mungkin telah menyebabkan sakit hati untuk Suarez, tetapi ia tidak mengeluarkan permintaan maaf yang sebenarnya atau mengakui setiap penyesalan atas perbuatannya. Sebaliknya ia mengecam rival mereka Manchester United yang dianggapnya menggunakan insiden itu untuk mencoba dan membuatnya absen. (Baca Suarez: Saya Korban Konspirasi Manchester United)
“Orang-orang di klub yakin itu adalah cara yang digunakan MU untuk mengeuluarkan saya dari tim dan menghentikan Liverpool,” kata dia.
Kasus itu bermula ketika kedua kubu bertemu Oktober tahun lalu. Pada laga itu Evra mengaku telah dihina secara rasis oleh Suarez. Laporan itu ditindaklanjuti FA, dan Desember Suarez dinyatakan bersalaha serta menghukumnya dengan larangan delapan laga.
THE SUN | IRVAN SAPUTRA
Berita terpopuler:
Pemain Muda Indonesia Ini Dipuji Mirip Xavi
Rolando Siap Gantikan Thiago Silva di Milan
Demi Fans Muslim, Madrid dan Barca Revisi Logo
Torres Mengaku Fans Berat Nirvana
Suarez: Saya Korban Konspirasi Manchester United