TEMPO.CO, Garut -Ratusan orang tua siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Garut, Jawa Barat, resah dengan beredarnya buku berbau pornografi. Buku tersebut diantaranya berjudul Tambelo Kembalinya Si Burung Camar dan Ada Duka di Wibeng. “Buku itu didapat anak saya di perpustakaan sekolah,” kata Haryono, 43 tahun, orang tua siswa, Rabu, 18 Juli 2012.
Menurut dia, isi buku tersebut tidak pantas untuk dikonsumsi siswa setingkat sekolah dasar. Apalagi bahasa yang digunakan dalam buku tersebut cukup vulgar. Buku tersebut merupakan jenis fiksi atau novel remaja sebagai buku pengayaan pelajaran bahasa Indonesia.
Unsur pornografi pada buku 'Ada Duka di Wibeng' ditemukan di halaman 93 yang menyinggung soal hubungan intim. Dalam buku setebal 168 halaman itu juga, pada bab 9 menyinggung mengenai percintaan dan hubungan intim melalui dialog para tokohnya. Dalam percakapan para tokohnya, disebutkan bagaimana trik berhubungan seks agar "aman" dari kehamilan dan supaya tidak terkena penyakit kelamin.
Sementara dalam buku Tambelo, adegan intim itu diceritakan di sebuah pulau terpincil. Buku ini mengisahkan seorang tokoh yang diduga melarikan diri karena telah membunuh. “Sampai ada cerita kisah cinta murid dan guru, hingga kontes lelaki pujaan dalam isi buku itu,” ujar Haryono.
Kepala Sekolah, Agus Abidin, membenarkan adanya buku berbau prono tersebut. Menurut dia, buku tersebut diterima pihak sekolah dari Dana Alokasi Khusus. Buku itu dikirim dinas pendidikan melalui perusahaan pemenang tender. “Jumlah buku yang kami terima seluruhnya 3.600 eksemplar,” ujarnya.
Dia mengaku buku porno tersebut baru diketahui setelah dipajang diperpustakaan. Alasannya karena pihak sekolah tidak diberikan kesempatan untuk mengecek buku. Soalnya pengiriman buku dilakukan saat libur sekolah dan dititipkan ke warga. “Kita dipaksa untuk menandatangani berita acara penerimaan tanpa bisa melakukan cek fisik terlebih dahulu,” ujar Agus.
Agus mengaku pihaknya pernah mengajukan protes ke dinas pindidikan setempat. Namun hingga saat ini belum ada tindakan. Bahkan dinas pendidikan hanya menjawab, bahwa buku tersebut bukan kewenangannya dan melimpahkannya ke perusahaan pemenang tender.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Mahmud, enggan untuk mengomentari buku berbau pornografi tersebut. “Saya sedang di Kecamatan Samarang, maaf yah,” ujarnya via telpon selulernya.
Hal senada pun diungkapkan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Dedi Yusup. “Lebih baik tanyakan langsung ke bidang sekolah dasar, saya lagi ada pemeriksaan dari Inspektorat,” ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR