TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, dan Plt. Gubernur Tarmizi Karim.
Kepada Zaini dan Muzakir, Presiden berpesan tentang perbedaan berada di luar dan di dalam pemerintahan. "Berbeda sekali seorang yang melihat dari luar, menyatakan harusnya begini, harusnya begitu, mengkritik, menyalahkan. Ketika di dalam mengetahui kompleksitas permasalahan, harus mencari solusi, mengambil risiko dan menjalankannya," kata Presiden SBY saat membuka pertemuan di Kantor Presiden, Senin sore, 23 Juli 2012.
Yudhoyono menyambung, ada amanat mandat rakyat kepada pemimpin, sehingga segala macam permasalahan selama lima tahun mendatang memimpin Aceh harus didalami, dihadapi agar berhasil dengan baik. "Harus teguh pada prinsip. Insya Allah dalam lima tahun mendatang berhasil dengan baik," kata dia.
Yang utama, kata Presiden, adalah memajukan Aceh, baik dari kesejahteraan rakyatnya, perekonomian, situasi politik dan keamanannya, maupun hukum. "Yang kedua bersama saudara-saudara lain seluruh bangsa memajukan Indonesia yang maju, sejahtera, adil, dan demokratis," kata dia.
Diterima di Kantor Presiden sekitar satu jam, Presiden Yudhoyono menyampaikan apresiasinya atas proses demokrasi yang telah berjalan di Nanggroe Aceh Darussalam.
"Tentu ada hal-hal yang katakanlah tidak sesuai dengan harapan. Tetapi secara umum saya harus katakanlah berjalan baik, tertib, dan demokratis," kata dia.
Turut mendampingi Presiden adalah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
ARYANI KRISTANTI
Berita terpopuler lainnya:
Ini Isi Percakapan Hartati Murdaya dan Bupati Buol
Inilah Alasan Mengapa Pria Tertidur Pasca-Seks
Jokowi Tak Mau Didikte Partai Pengusungnya
3 Juta Lelaki Indonesia Kunjungi Pelacur
Korban Penembakan Batman Lamar Kekasih Di RS
JK Akan Atur Volume Pengeras Suara Masjid
Hartati Murdaya, Sang Motor Penyokong SBY