TEMPO.CO, Cirebon - Perajin tahu dan tempe berencana melakukan aksi mogok selama 3 hari. Aksi mogok memproduksi makanan asli Indonesia ini dilakukan mulai besok, Rabu sampai Jumat, 25-27 Juli 2012.
"Aksi mogok ini sudah didasarkan pada kesepakatan produsen tempe dan tahu Indonesia," kata Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu tempe Indonesia (Puskopti) Jawa Barat, Asep Nurdin, kepada Tempo, Selasa, 24 Juli 2012.
Alasan dilakukannya aksi mogok ini, menurut Asep, karena harga kedelai yang terus naik. Januari lalu harga kedelai di tingkat pengecer sebesar Rp 5.500 per kilogram. Sekarang naik menjadi Rp 8.000 per kilogram. "Ini tentu memberatkan kami dan masyarakat," katanya.
Setelah mogok "bikin" tempe dan tahu, mereka sepakat menaikkan harga jual sampai 25 persen. "Jadi harganya naik mulai Sabtu, 28 Juli 2012," ujarnya.
Sementara itu, Ketua II Bidang Usaha Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Sutaryo, mengatakan melonjaknya harga kedelai membuat produsen tahu tempe serba salah.
Di satu sisi harga kedelai naik, tapi di sisi lain produsen tidak bisa menaikkan harga ke konsumen. "Kami ingin menaikan harga jual, tapi konsumen belum tentu mau mengerti keadaannya," ujarnya.
Padahal, kata dia, untuk dapat menutupi ongkos kenaikan harga kedelai ini, harga tahu dan tempe di pasaran diprediksi naik sampai 30 persen.
IVANSYAH | ROSALINA
Berita terpopuler lainnya:
Ini Jawaban Jokowi atas Kicauan @Triomacan2000
Dua Tokoh Ini Jadi Penentu Capres 2014
Ruhut Tuding Nasdem Alihkan Isu
Oknum Kotak-Kotak Masih Misterius
Masjid Ini Berdiri Kokoh Tanpa Semen dan Besi
Mark Hughes Memuji Penampilan Persebaya
Usai Pilkada, Faisal Masih ''Ngutang'' Rp 200 Juta