TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan meminta pengusaha tempe untuk melakukan impor bahan baku kedelai secara kolektif. Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamukthi, mengatakan impor kedelai secara kolektif akan mampu menekan harga kedelai di dalam negeri. “Jadi pengusaha bersama-sama mendatangkan bahan baku kedelai agar biaya lebih efisien,” kata Bayu di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2012.
Pemerintah akhirnya menghapus tarif bea masuk impor untuk bahan baku kedelai sebesar 5 persen menjadi 0 persen. Pembebasan bea masuk itu sendiri dilakukan dengan tujuan menekan harga kedelai di pasar dalam negeri. Kebijakan itu diterapkan mulai Agustus 2012 dan akan berlaku hingga Desember 2012.
Bayu mengatakan, impor kedelai secara kolektif perlu dilakukan agar harga kedelai tidak terus naik di tengah menurunnya produksi kedelai dunia. Impor kedelai secara kolektif itu, kata Bayu, bisa dilakukan dengan kerja sama antara asosiasi pengusaha dan koperasi pengrajin tahu tempe. “Contohnya, kerja sama dengan BULOG juga bisa dilakukan,” katanya.
Bayu juga berjanji akan memberikan fasilitas kepada pengusaha yang melakukan impor secara kolektif. “Mereka sebagai pelaku usaha. Pemerintah tidak bisa menjadi pelaku usaha. Karena itu, skalanya (impor kedelai) harus besar agar efisien,” katanya.
Bayu mengatakan produksi kedelai Indonesia hingga semester I tahun 2012 ini mengalami penurunan hingga 8,4 persen. Akibatnya harga semakin tertekan. Karena itu, dia menyatakan perlunya ditambah pasokan kedelai agar harga dalam negeri bisa disesuaikan. “Jadi kita harus objektif juga menilai impor kedelai karena produksi kedelai kita hanya 800 ribu ton dari kebutuhan 2 juta ton,” katanya.
Bayu mengatakan produksi kedelai dunia dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina sebagai produsen terbesar juga saat ini sedang mengalami penurunan karena masalah cuaca.
Ditambah lagi, ketersediaan kedelai makin tipis dengan tingginya permintaan impor dari Cina. “Tiap tahun Cina impor kedelai 57 juta ton. Tahun ini bahkan mereka koreksi menjadi 61 juta ton. Jadi memang persaingan kedelai di luar negeri juga tinggi,” ujarnya.
Menurut Bayu, harga kedelai saat ini juga mengalami kenaikan sebesar 19 persen ketimbang harga bulan Januari 2012. Harga kedelai di Indonesia saat ini mencapai US$ 520 per ton. “Sedangkan bulan Januari harga kedelai US$ 435 setiap ton,” katanya.
DIMAS SIREGAR