TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menekan imbal hasil obligasi di Eropa mengangkat mata uang euro dan berimbas pada rupiah.
Sentimen positif eksternal membuat rupiah kembali terapresiasi. Di transaksi pasar uang, Jumat 27 Juli 2012, rupiah menguat tipis 9 poin (0,09 persen) menjadi Rp 9.494 per dolar Amerika. Rupiah ditransaksikan dalam kisaran sempit 9.470-9520 per dolar AS, kemudian berhasil meninggalkan level psikologis 9.500.
Analis dari Treasury Research Bank BNI, Klara Pramesti, menyatakan rupiah terbawa dampak sentimen positif di Eropa. Pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, yang akan mempertahankan zona euro sampai titik darah penghabisan telah mengangkat mata uang euro, sehingga berimbas pada rupiah.
Lewat pernyataan Draghi, artinya ECB mendukung penuh upaya-upaya penyelesaian krisis utang di negara-negara yang tergabung dalam zona euro. “Bank Sentral akan berusaha keras menekan imbal hasil obligasi dan terhindar dari risiko gagal bayar, walaupun untuk mencapainya harus memberikan dana talangan,” ujar Klara.
Setelah pernyataan tersebut, nilai mata uang euro terhadap dolar AS langsung melesat naik hingga 2 persen di kisaran US$ 1,22. Imbal hasil surat utang Spanyol tenor 10 tahun pun turun ke 6,93 persen, setelah sepekan belakangan ini berada di atas 7,5 persen. Yield Italia tenor 10 tahun pun ikut turun ke 6,03 persen.
Situasi ini membuka peluang aksi beli investor terhadap aset-aset berisiko, termasuk rupiah. Meski demikian, Klara mengingatkan euforia pernyataan Draghi hanya bersifat sementara dan euro bisa kembali diliputi tekanan. “Data ekonomi Eropa dan AS yang akan dirilis di awal bulan perlu diwaspadai,” kata dia.
Mata uang Asia terkena imbas sentimen Eropa dan cenderung menguat. Hingga pukul 16.45 WIB, won menguat 0,46 persen ke 1.139,26 per dolar AS, dolar Hong Kong naik 0,02 persen ke 7,7573 per dolar AS. Ringgit menguat 0,09 persen ke 3,1590 per dolar AS, peso menguat 0,14 persen menjadi 41,92 per dolar AS, sementara yen menguat 0,14 persen ke 78,11 per dolar AS.
PDAT | M AZHAR