TEMPO.CO, Yogyakarta- Di saat jumlah wisatawan Nusantara berkurang, Juli hingga Agustus, yang merupakan liburan panjang bagi warga Eropa dan Amerika, Kota Yogyakarta, yang menjadi daerah tujuan wisata setelah Bali, kebanjiran turis asing.
Dari keseluruhan tamu yang menginap di hotel, 70 persen di antaranya tamu dari Eropa dan Amerika, dan sebagian dari Asia. Mereka memesan kamar melalui biro perjalanan yang menawarkan paket wisata. "Negara-negara Eropa sedang libur musim panas. Tamu rombongan datang melalui agen perjalanan yang sudah pesan hotel jauh-jauh hari," kata Lidwina Dinta, Public Relations Hotel Puri Artha Yogyakarta, Kamis 26 Juli 2012.
Dia menyatakan tamu asing didominasi turis dari Eropa, seperti Belanda, Prancis, Belgia, dan negara Eropa lainnya. Mayoritas mereka dari kelompok wisata yang melakukan perjalanan dari kota ke kota.
Para tamu asing itu, selain dari grup atau rombongan, sudah berlangganan di hotel di Yogyakarta. Mereka memesan kamar tanpa biro perjalanan wisata.
Saat ini, di kawasan wisata, seperti di kompleks Prawirotaman, Sosrowijayan, dan Malioboro, banyak terlihat bule sedang berjalan-jalan atau duduk di sejumlah kafe. Bahkan di jalan sering terlihat becak beriringan dengan rombongan turis asing. “Turis asing yang datang rombongan sudah ada paket wisatanya. Kalau yang backpacker, bisa jalan-jalan seperti yang mereka rencanakan," kata Dinta.
Deddy Pranowo Eryono, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, mengatakan saat ini kebanyakan wisatawan yang datang dari Belanda, Jepang, dan Malaysia. Dia berharap pelaku wisata di Yogyakarta bisa berkreasi lebih. Sebab, jumlah pertunjukan atau atraksi budaya pada bulan puasa berkurang. "Kedatangan wisatawan mancanegara menjadi promosi pariwisata gratis dan efektif. Karena itu, bagaimana pelaku bisnis wisata menjadi tuan rumah yang baik," kata dia.
Deddy mengaku belum mengetahui pasti jumlah wisatawan yang datang ke tempat ini. Namun, dari indikasi keterisian kamar hotel, mayoritas tamunya turis mancanegara.
MUH SYAIFULLAH