TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gabungan Koperasi Perajin kedelai Indonesia (Gakoptindo), Sutaryo, meminta agar pemerintah memasukkan komoditas tempe tahu dalam daftar bahan ketahanan pangan nasional. Sebab dengan status tersebut, Pemerintah bisa memberikan perlakuan lebih terhadap keberlangsungan makanan khas Indonesia ini ke depannya.
"Tiga hari saja kita stop produksi, dampaknya langsung dirasakan masyarakat," ujarnya saat dikonfirmasi Tempo, Ahad, 29 Juli 2012.
Menurut Sutaryo, keinginan menjadikan kedelai sebagai bahan ketahanan pangan nasional didasarkan pada besarnya kebutuhan masyarakat pada makanan ini. Sehingga pemerintah memiliki kewajiban untuk menyediakan kedelai sebagai bahan dasar produk ini dalam jumlah yang cukup.
"Selama masih dipegang swasta (importir) maka fluktuasi harga kedelai maka akan tetap terjadi dimasa datang,".
Ia mencontohkan harga beras yang relatif stabil dibanding kedelai. Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyangga utama beras mampu melakukan intervensi dengan baik. Namun hal ini belum berlaku bagi kedelai, sebab disamping belum menjadi prioritas pemerintah sebagai bahan ketahanan pangan, juga pengelolaannya masih diserahkan kepada importir swasta.
Terjadinya fluktuasi harga yang begitu cepat terhadap kedelai, kata dia, disebabkan masih minimnya perhatian pemerintah untuk menyediakan kedelai, hingga kini pemerintah masih menggantungkan cadangannya pada pasokan impor swasta dari Amerika Serikat. "Selama belum menjadi priorotas seperti beras sulit bagi kami mendapatkan stabilitas harga," ujarnya.
Stabilitas harga kedelai kata dia mutlak diperlukan bagi pengrajin untuk melangsungkan produksinya, sehingga diperlukan peran serta dari pemerintah untuk menjadi penyangga bahan dasar tempe tahu ini. "Bulog mungkin bisa dijadikan sebagai penyangga untuk kedelai sama seperti halnya beras."
Sebelumnya, akibat melonjaknya harga kedelai, sebanyak empat ribu pengrajin tempe tahu terpaksa melakukan aksi boikot produksi selama tiga hari. Menanggapi itu, pemerintah langsung bergerak cepat dengan menurunkan bea masuk sebesar lima persen termasuk memberikan kesempatan kepada asosiasi pengrajin tempe tahu untuk menjadi importir kedelai.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler:
Dahlan Iskan Disindir Komnas HAM: Bisanya Urus Tol
30 Persen Mahasiswa ITB dari Keluarga Kaya Raya
Ahok Diserang Akun @cinta8168
Polisi Akhirnya Berani Stop FPI
Runtuhnya ‘Tembok Tabu’ Olimpiade
Ma''ruf Amin Sarankan Pemilih Islam Coblos Foke
NasDem Pede Kalahkan Demokrat di Pemilu 2014
AC Milan Permalukan Chelsea
Berpuasa di Kutub Utara
Indonesia Didesak Selesaikan Masalah Rohingya