TEMPO.CO, Malang--Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya memprotes kenaikan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) progresif yang diputuskan rektorat. Dalam akasinya mereka mengumpulkan tanda tangan menolak kenaikan SPP.
Protes disampaikan setelah mahasiswa menerima surat edaran kenaikan SPP Progresif. Mahasiswa program sarjana yang memasuki tahun ke-lima naik 15 persen, tahun ke-enam naik 30 persen, dan tahun ke-tujuh naik 45 persen.
Juru bicara aksi, Muhammad Fahrul Ulum, mengatakan kenaikan SPP Progresif di kampusnya sangat memberatkan. Mahasiswa jurusan Administrasi Publik tahun 2009 ini mengaku membayar SPP sebesar Rp 2,5 juta.
Para peserta unjuk rasa mengenakan topeng bergambar Rektor Universitas Brawijaya, Yogi Sugito, menggalang seribu tandatangan penolakan kenaikan SPP. Mereka juga menggalang koin yang disebut akan disumbangkan kepada Rektor Yogi Sugito.
Aksi koin untuk rektor ini, kata Fahrul, dilakukan untuk menyindir pimpinan Universitas Brawijaya yang dituding menaikkan SPP sepihak. Sebelumnya mereka telah beraudiensi dengan Pembantu Rektor bidang akademik Bambang Suharto namun tak mendapat jawaban yang memuaskan.
Kepala Biro Administrasi Keuangan dan Perencanaan Universitas Brawijaya, Imam Safi'i menyangkal adanya kenaikan SPP. Menurutnya, sampai saat ini belum ada kenaikan SPP seperti yang dikhawatirkan para mahasiswa. "Kenapa demo, bisa dibicarakan baik-baik," katanya.
EKO WIDIANTO