TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Sektor Matraman, Jakarta Timur, menemukan modus baru pencurian lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Kepala Polsek Matraman Komisaris Polisi Djoko Santoso mengatakan, dahulu, pembobol rekening bank lewat ATM dilakukan dengan menempelkan pengumuman nomor call center bank palsu. "Tapi sekarang, pelaku sendiri yang membimbing korban untuk menelepon call center palsu," kata Djoko saat ditemui di kantornya, Selasa, 31 Juli 2012.
Modus baru tersebut, lanjut dia, terlihat pada kasus pencurian yang menimpa Jeanne, warga Utan Kayu, Jakarta Timur. Perempuan berusia 36 tahun itu kehilangan uang tabungannya sebesar Rp 2,9 juta karena ATM Bank Mandiri miliknya dibobol pencuri pada Minggu, 29 Juli 2012.
Djoko menjelaskan, pencurian itu bermula saat Jeanne ingin mengambil uang di ATM Mandiri Utan Kayu, yang letaknya hanya berjarak beberapa rumah dari kediamannya. Saat ingin mengambil uang, ada seorang pria keluar dari ATM dan mengatakan mesin ATM rusak.
Saat Jeanne akan kembali ke rumahnya, seorang pria lain yang diduga pelaku pencurian memanggil Jeanne dan mengatakan mesin ATM bisa digunakan. Jeanne yang percaya orang tersebut kemudian memasukkan kartu ATM-nya untuk mengambil uang.
"Tetapi ternyata ATM korban malah tertelan mesin," kata Djoko. Pria yang bersama korban kemudian menyarankan agar Jeanne menelepon call center Bank Mandiri untuk mengeluarkan kartu tersebut. Namun, karena Jeanne tidak membawa telepon genggamnya, pria tersebut meminjamkan teleponnya untuk menghubungi call center yang diduga palsu.
Djoko menjelaskan, operator call center yang ditelepon Jeanne kemudian meminta Jeanne memasukkan serangkaian nomor dan PIN ATM miliknya. Tanpa curiga, Jeanne pun melakukan perintah operator call canter Mandiri yang diduga palsu tersebut.
Namun, bukannya kartu ATM miliknya keluar, uang Jeanne sebesar Rp 2,9 juta malah raib. Menurut ibu Jeanne, Hafsyah, anaknya tersebut sadar uangnya hilang setelah menelepon call center Mandiri yang asli untuk memblokir kartunya.
Operator mengatakan, Jeanne baru saja menarik dana sebesar itu pada hari yang sama, dan hanya menyisakan uang sebesar Rp 100 ribu. Jeanne kemudian melaporkan kehilangannya pada Senin, 30 Juli 2012, ke Polsek Matraman.
"Jadi, saat kartu ATM-nya tertelan, anak saya belum tahu uangnya hilang. Baru saat ingin memblokir ATM, dia mengetahui uangnya sudah habis," kata Hafsyah saat ditemui di kediamannya. Walau demikian, kata dia, Jeanne masih hapal wajah pria yang bersama dirinya di ATM saat kartunya tertelan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Djoko. Ia menjelaskan, Jeanne masih mengingat dengan jelas pria yang diduga komplotan pencurian dana nasabah bank lewat ATM itu. Dengan demikian, hal itu mempermudah kepolisian mencari pelaku dengan gambaran yang diberikan Jeanne.
"Selain itu, ATM tersebut juga memiliki kamera CCTV," kata Djoko. Ia menduga pria yang bersama Jeanne tersebut adalah pencuri ATM profesional karena cara kerja mereka yang terkoordinasi dan tersusun rapi. Saat ini, ia menjelaskan, polisi telah mulai melakukan penyidikan dan pengembangan kasus tersebut.
RAFIKA AULIA
Berita terpopuler lainnya:
Diterpa Isu SARA, Jokowi-Ahok Tetap Populer
Jenderal Polisi Bintang Dua jadi Tersangka?
Calon Wali Kota Terbaik Dunia, Jokowi Banjir Dukungan
10 Fantasi Seksual Perempuan
Gubernur Akpol Jadi Tersangka, Kapolri-KPK Rapat Khusus
Simsalabim Simulator SIM III
Sesepuh Golkar Sentil Ical
Simsalabim Simulator SIM I